Sukses

Anies Baswedan Terseret Hoaks Ratna Sarumpaet

Drama kebohongan Ratna Sarumpaet masih berlanjut. Di tengah pemeriksaannya oleh polisi, dia justru akan bertolak ke Chile. Langkahnya terhenti di Bandara Soetta.

Liputan6.com, Jakarta - Drama kebohongan aktivis HAM Ratna Sarumpaet berbuntut panjang. Setelah mengakui sebagai pembuat hoax terbaik di negeri ini. Ratna kembali membuat heboh ketika dirinya berupaya pergi ke Chile, di tengah kasusnya yang masih ramai dibicarakan publik.

Ratna, disebut akan menghadiri acara Women Playwrights Conference di Kota Santiago itu batal terbang saat petugas Imigrasi memintanya turun dari pesawat yang hendak mengantarnya. Setelah turun dari pesawat, Ratna dijemput sejumlah polisi dari Polda Metro Jaya. Statusnya pun telah berubah dari saksi menjadi tersangka dan akhirnya ditahan.

Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Jerry Siagian mengatakan, pihaknya menangkap Ratna Sarumpaet di Bandara Soekarno Hatta lantaran tidak ingin ada hambatan penanganan kasus lagi seperti perkara Rizieq Shihab.

"Kita tidak mau permasalahan seperti Habib Rizieq berulang, kabur ya kan," tutur Jerry saat dikonfirmasi, Kamis, 4 Oktober 2018 malam.

Menurut dia, Ratna Sarumpaet sebenarnya sudah dipanggil menjadi saksi dalam penanganan kasus berita bohong alias hoaks. Hanya saja dia tidak hadir dan polisi menetapkannya sebagai tersangka usai pemeriksaan saksi lainnya.

"Tadi sore setelah kita periksa saksi-saksi, kita tetapkan sebagai tersangka. Jadi kita sudah panggil dia sebagai saksi hari ini. Kalau memang dia pergi atau apa, dia kasih tahu dong kabarnya. Infokan karena ada acara, saya akan datang tanggal sekian. Ini tidak memberikan kabar, malah pergi," jelas Jerry.

Menurut dia, setelah Ratna Sarumpaet menyatakan mengalami penganiayaan, polisi langsung bergerak. Fakta di lapangan menunjukkan ada banyak kejanggalan dari pengakuan ibunda aktris Atiqah Hasiholan itu.

"Kami bergerak penyidikan. Kan tanggal 3 kita konpers ya dan menyatakan itu adalah bohong, jadi proses penyidikan kita jalan. Semua sudah kita panggil, sudah kita minta gitu lho. Kita panggil dia sebagai saksi, dia malah pergi. Makanya kita penangkapan malam ini karena panggilan kita tidak diindahkan," kata Jerry.

Ratna sendiri mengaku dirinya berangkat ke Chile bukan untuk kabur, namun untuk memenuhi undangan acara konferensi penulis wanita internasional atau Women Playwrights Conference di Chile. Kedatangannya itu dibiayai oleh Pemprov DKI Jakarta.

Pengakuan Ratna itu, tak dibantah oleh Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Asiantoro. Menurut Asiantoro, Ratna Sarumpaet mengajukan surat permohonan agar mendapat fasilitas dalam rangka menghadiri seminar kebudayaan. Dia diundang sebagai salah satu anggota senior dalam kongres tersebut.

"Sebenarnya hal yang biasa juga ketika budayawan dibantu. Ketika seseorang seniman, budayawan, kalau emang dia kapasitasnya sudah bagus reputasinya, kalau emang dibantu ya hal biasa," jelas dia.

Menurut Asiantoro, hanya Ratna Sarumpaet yang menerima undangan menghadiri kongres tiga tahunan Women Playwright International Conference. Surat permohonan sponsor itu sendiri dilayangkan pada 31 Januari 2018.

"Iya, pembicara gitu katanya dia," ucap Asiantoro.

Asiantoro mengatakan, Ratna Sarumpaet menerima uang sponsor secara tunai. Total dana yang dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp 70 juta. "Yang jelas dia dikasih uang cash. Disparbud menolong pendaftaran di sana, kita konfirmasiin kapan harus ke sana,

Dia mengatakan sebenarnya tidak ada masalah memberikan fasilitas kepada tokoh atau budayawan yang berprestasi. Hanya saja, untuk Ratna Sarumpaet, pihaknya jadi dinilai ikut terlibat kasus lantaran menjadi sponsor perjalanannya ke Chile.

"Cuma emang kebetulan aja nih ada kasus dia, kita nih jadi kebawa-bawa Disbudpar. Sebenarnya nggak ada masalah. Bukan Ratna doang yang dibantu. Banyak yang dibantu," tutur Asiantoro.

Menurut dia, Ratna Sarumpaet merupakan sosok budayawan wanita yang memiliki rekam jejak bagus sebagai seniman. Untuk itu, pihaknya mengabulkan pendanaan bagi ibu dari aktris Atiqah Hasiholan itu dalam rangka menghadiri seminar kebudayaan internasional itu.

"Sebenarnya pimpinan, semua orang dianggap yang perlu dibantu ya dibantu, tidak pilih-pilih. Jadi kalau memang prestasinya bagus, dianggap layak untuk dibantu ya dibantu dan tidak Bu Ratna doang biasanya. Kita juga besok Oktober mau berangkatkan seniman juga ada," jelas dia.

 

2 dari 3 halaman

Dibiayai 100 Persen

Asiantoro mengatakan, awalnya Pemprov DKI Jakarta menerima surat permohonan dari Ratna pada 31 Januari 2018.

Pada suratnya, Ratna meminta untuk difasilitasi kehadirannya pada acara The 11th Women Playrights International Conference 2018 di Santiago, Chile, yang rencananya berlangsung pada 7-12 Oktober 2018.

Dalam surat tersebut, Ratna Sarumpaet menjelaskan bahwa dalam konferensi tersebut dia ditunjuk sebagai salah satu anggota senior. Tak hanya itu, dalam kegiatan itu Ratna juga diundang sebagai salah satu juru bicara.

"Bu Ratna meminta bantuan sponsor kepada Pak Gubernur untuk mengikuti kegiatan WPI," jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Anies Baswedan ikut angkat suara soal pembiayaan Pemprov DKI kepada Ratna Sarumpaet ke Chile. Menurut Anies, pendanaan oleh Pemprov DKI lumrah untuk mendukung kegiatan para seniman di kancah dunia.

"Pemprov DKI selama ini selalu memberikan dukungan kepada seniman, anak muda, generasi tua yang berkarya di bidang seni bila mendapatkan panggung internasional, kita selalu mendukung," kata Anies usai mengikuti upacara HUT TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2018).

Saat itu, lanjut Anies, Pemprov DKI juga tengah membiayai seniman lain, yakni Frengky Raden yang tengah unjuk gigi di Korea Selatan dalam bidang seni etnomusikologi.

"Itu kami biayai 100 persen," jelas Anies.

Karenanya, Anies meminta untuk tidak membuat polemik atas pembiayaannya ke Ratna Sarumpaet.

Mantan Mendikbud ini berpandangan, hal biasa tersebut menjadi heboh lantaran pencekalan terhadap aktivis perempuan tersebut.

"Jadi, ini, sesuatu yang normal dan biasa saja. Problemnya bukan seninya, tapi cekalnya," Anies memungkasi.

Dia menjelaskan, dana Pemprov DKI yang diberikan untuk Ratna Sarumpaet sudah disiapkan sejak Februari 2018. "Pengusulan dan permintaan itu dilakukan di bulan Februari dan diproses di bulan Februari, kemudian semuanya sudah dikerjakan lama," kata Anies.

Menurut dia Ratna berhak mendapatkan dana sponsor Pemprov, karena pernah menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).

"Kami memberikan fasilitas dukungan itu karena yang bersangkutan (Ratna Sarumpaet), pada waktu itu juga pernah jadi Ketua Dewan Kesenian di DKI Jakarta. Jadi, ini proses biasa normal yang terjadi pada banyak seniman, banyak pekerja seni," jelas Anies.

Saat ini, ujar Anies, Pemprov DKI juga tengah membiayai seniman lain, yakni Frengky Raden yang tengah unjuk taji di Korea Selatan dalam bidang seni etnomusikologi.

"Itu kami biayai 100 persen," jelas Anies.

Senada dengan Anies, Mantan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan, dana sponsor yang diberikan kepada Ratna karena memang dari pihak Ratna yang meminta.

Menurut Sandiaga, Pemprov DKI memang sering menerima proposal seperti yang dibuat Ratna Sarumpaet. Jumlahnya pun sangat banyak.

DKI menerima begitu banyak proposal untuk membiayai kegiatan yang bisa mendorong pariwisata, mendorong tentunya kegiatan ekonomi kreatif budaya di Jakarta," kata Sandiaga di Bulungan, Jaksel, Jumat (5/10/2018).

Banyaknya proposal yang masuk ke DKI membuat Sandiaga tak hapal apa saja disposisi yang sudah dilemparnya ke Dinas Pariwisata atau Dinas Olahraga. Termasuk proposal dari Ratna Sarumpaet.

"Tentunya sudah lewati proses cukup detail, dan ini sudah diajukan lama sekali mulai tahun lalu sepertinya," ucap Sandiaga Uno.

3 dari 3 halaman

Dana Pemprov Harus Dikembalikan

Ratna sendiri akhirnya dipastikan batal bertolak ke Chile, lalu bagaimana pertanggungjawaban dana Pemprov DKI yang sudah masuk ke kantongnya? 

Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri Mawardi mengatakan, Ratna Sarumpaet harus mengembalikan dana sponsor yang telah diberikan Pemprov DKI Jakarta.

"Kalau tidak jadi berangkat harus dikembalikan (dana sponsornya)," kata Mawardi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (5/10/2018). 

Dia menjelaskan, bila dana sponsor telah digunakan Ratna Sarumpaet harus disertai pertanggungjawaban penggunaan dana sponsor yang telah diterimanya secara terperinci.

Selanjutnya, Mawardi menyebut nanti pihak Biro Administrasi Sekretariat Daerah DKI akan menghitung berapa jumlah uang yang harus dikembalikan Ratna.

"Nanti pasti sehubungan dengan misalnya dia tidak jadi berangkat, maka akan memberikan laporan bahwa tidak jadi berangkat karena suatu hal dan proses lebih lanjut ditangani oleh Biro Administrasi," jelas dia.

Lalu, seperti apakah acara Women Playwrights International Conference (WPIC) yang hendak dihadiri Ratna Sarumpaet?

Dikutip dari themagdalenaproject.org, Jumat (5/10/2018), WPIC merupakan konferensi yang mengundang wanita dari puluhan negara untuk bertemu, membangun koneksi, dan menciptakan hubungan yang tulus dan bertahan lama antardramawan dan ahli teater.

WPI sendiri didirikan pada 1988 dan mengadakan konferensi pertamanya di Buffalo, New York, Amerika Serikat. Women Playwrights International (WPI) Conference 2018 adalah konferensi ke-11 WPI yang diadakan di Kota Santiago, Chile, pada 7-12 Oktober 2018.

Tema yang diangkat pada konferensi tahun ini adalah territory, society and female playwriting (wilayah, masyarakat, dan wanita yang menulis drama).

Di balik aktivitas politiknya, Ratna juga adalah seorang penulis naskah dan sutradara teater. Ibu Atiqah Hasiholan ini terkenal dengan pementasan monolog "Marsinah Menggugat".

Mantan Ketua Dewan Kesenian Jakarta ini juga menulis skenario dan menjadi sutradara untuk film "Jamila dan Sang Presiden" yang memenangkan Youth Prize dan Public Prize dari Vesoul International Film Festival, Prancis, di tahun 2010.

Selain menjadi aktivis HAM, Ratna Sarumpaet juga tidak melupakan aktivitas teaternya dengan menjadi pengurus International Women Playwright (IWP). 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: