Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres.
Pertemuan antara Jokowi dan Sekjen PBB berlangsung di Ruang Balai Citra, Hotel The Laguna Resort & Spa Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (11/10/2018).
Ada sejumlah hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Di antaranya mengenai bencana gempa di Sulawesi Tengah dan perdamaian Palestina.
Advertisement
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, dalam pertemuan tersebut Sekjen PBB menyampaikan dukacita mendalam bagi para korban bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah dan Lombok. Dia juga memuji respons cepat pemerintah menangani dampak bencana itu.
"Sekjen PBB mengatakan bahwa masyarakat Indonesia memiliki resiliensi yang tinggi dan mengapresiasi respons cepat pemerintah, sehingga situasi dapat diatasi dalam waktu yang singkat. Beliau mengatakan, selalu tidak mudah kita bekerja pada saat situasi emergency seperti itu," kata Retno dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (11/10/2018).
Terkait masalah perdamaian dunia yang juga menjadi pembicaraan kedua pihak, Guterres mengapresiasi posisi Indonesia terhadap upaya perdamaian di Palestina.
Indonesia juga dianggap sebagai mitra vital bagi PBB dalam menciptakan perdamaian dunia.
"Indonesia memiliki kekuatan dan keinginan untuk aktif di dalam upaya menciptakan perdamaian dan kesejahteraan dunia. Jadi kemitraan Indonesia dan PBB dinilai oleh Sekjen PBB sangat excellent," ucap Retno.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Diplomasi Indonesia di Kasus Rakhine State
Adapun upaya diplomasi yang dilakukan Indonesia guna menangani permasalahan di Rakhine State, Myanmar, Sekjen PBB menilai Indonesia merupakan negara yang tepat untuk melakukan penanganan dengan cara-cara yang sesuai, sehingga dapat tetap berkontribusi di tengah situasi yang sulit.
"Sekjen PBB mengatakan bahwa cara Indonesia mendekati isu tersebut dinilai pas, sehingga Indonesia dapat memberikan kontribusi walaupun situasinya tidak mudah. Kemajuan (penanganan) juga masih terus didorong, tetapi Indonesia diyakini dapat terus berkontribusi dalam upaya menyelesaikan situasi di Rakhine State," tuturnya.
Dalam pertemuan bilateral itu, Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Advertisement