Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka memperingati ulangtahunnya yang ke-54, Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) mengadakan seminar kebangsaan di Gedung KK I Kompleks MPR, DPR, dan DPD RI pada Senin (15/10/2018). Seminar ini mengangkat tema 'Membangun Pemilu yang Damai, Bersih, dan Bermanfaat'.
Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI, Agun Gunandjar Sudarasa, mengatakan bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) tahun ini rentan timbul masalah yang belum pernah terjadi di pemilu sebelumnya. Hal ini mengingat pada pemilu tahun depan untuk pertama kalinya pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden akan dilaksanakan secara bersamaan.
"Tentunya akan banyak problem, satu di antaranya misalkan keengganan masyarakat, kebingungan masyarakat ini juga harus diantisipasi," ujarnya, saat memberikan sambutan.
Advertisement
Karena itu, lanjut Agun, dibutuhkan komunikasi politik yang cerdas untuk bisa menarik partisipasi seluruh masyarakat. Seminar kebangsaan yang dilakukan Partai Golkar inipun menjadi salah satu wadah untuk mengomunikasikan hal tersebut sekaligus mengajak seluruh pihak melakukan pemilu yang damai, bersih, dan bermanfaat.
Harapannya, tak lagi ditemukan masalah yang biasa muncul di penyelenggaraan pemilu, seperti kecurangan pengambilan suara dan politik uang.
"Untuk itulah seminar ini menghadirkan Polri untuk menggagas bagaimana pemilu itu damai, kita hadirkan Bawaslu untuk (menerangkan) bagaimana mengantisipasi kecurangan politik uang yang selalu saja terjadi dari pemilu ke pemilu. Kemudian, bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjadi pemilu yang partisipatif, yang pemilihnya itu cerdas dalam memilih pemimpinnya," ucap Agun.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa maraknya penggunaan media sosial sebagai wadah kampanye juga menjadi titik rawan tersendiri. Pasalnya, masih cukup banyak hoax yang beredar tentang calon anggota legislatif dan calon presiden tertentu.
"Bagi Partai Golkar, sebagai partai nomor dua di parlemen, harus mengusung pemilu yang obyektif. Karena tujuan kita adalah menyejahterakan masyarakat dan meningkatkan partisipasi masyarakat," kata dia.
Airlangga melanjutkan, Partai Golkar menyikapi pemilu dengan cara yang beradab, rasional, dan menarik simpati masyarakat.
"Persaingan lima tahun ini bukan untuk mencari permusuhan," ujarnya.
Sebagai informasi, seminar kebangsaan tersebut menghadirkan empat orang narasumber yang ahli di bidangnya. Ada Kabaintelkam Polri Lutfi Lubihanto, Ketua Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia Abhan, Dosen Fakultas Ilmu Politik FISIP UI Valina Singka Subekti, dan Pakar Komunikasi Politik FISIP UI Eriyanto.
(*)