Liputan6.com, Jakarta - Program One Kecamatan One Center for Entrepreneurship (OK-OCE) awalnya dibesut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Setelah mengundurkan diri dari kursi DKI 2, program OK OCE berada sepenuhnya di tangan Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta.
Awalnya program ini dijanjikan akan menciptakan lapangan pekerjaan di bidang jasa, perdagangan, serta sektor yang berkaitan dengan barang konsumsi. Sandi menilai bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat itu tidak melakukan hal ini.
Baca Juga
"Saya tahu Pemprov sekarang enggak menciptakan lapangan kerja. Pak Sandi sama Pak Anies mau ciptain lapangan kerja," kata Sandiaga di Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu, 21 Desember 2017 lalu.
Advertisement
Setelah berhasil memenangkan Pilkada DKI 2017, Anies-Sandi pun berusaha menjalankan janji kampanyenya. Meski tidak akan memberikan modal bagi warga atau calon wirausaha yang mengikuti pelatihan, tetapi melalui Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO), warga bisa mendapat akses untuk meminjam modal ke bank.
"Kita fasilitasi (akses bank) mereka mendaftarkan usahanya apa, yang belum dapat modal mereka harus ikut pelatihan, kita permudah usahanya," kata Sandiaga di Balai Kota Jakarta, Kamis, 14 Desember 2017.
Sandi mengklaim bahwa OK OCE banyak diminati masyarakat. Ia bahkan menargetkan 50-70 kali pelatihan di OK OCE Melawai 16 dan 4 ribu pengusaha baru setiap bulannya. Namun hingga awal 2018, Anies masih aktif mengajak ibu rumah tangga hingga pedagang kopi keliling untuk ikut program OK OCE.
Selain itu, gerai perdana OK OCE sendiri juga baru diresmikan pada Maret 2018. Gerai yang diberi nama OK OCE Pap n Mam Store itu diresmikan Sandiaga berada di mitra PD Pasar Jaya di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
"Ini bukti konkret dari kerja cepat teman-teman BUMD dan Pemprov DKI juga masyarakat sekitar," ujar Sandiaga di Pancoran Timur, Jakarta Selatan, Rabu, 21 Maret 2018.
Hingga September, program OK OCE khususnya OK OCE Mart Kalibata mengalami pasang surut. Di satu sisi, OK OCE Mart sepi pembeli karena harga yang dinilai lebih mahal dibanding minimarket sejenis. Ditambah lagi barang dagangan yang minim terlihat di gerai minimarket tersebut.
Namun, di sisi lain, pendiri OK OCE Mart Kalibata membantah tokonya bangkrut. "Salah itu, sudah banyak yang menyebutkan toko tutup. Kita hanya pindah dan nanti bakal ada 2 toko di Kalibata ini," tuturnya kepada Liputan6.com, seperti ditulis Senin, 3 September 2018.
Jumlahnya Meningkat
Anies juga angkat bicara mengenai OK OCE Mart yang tutup atau sepi pembeli. Menurut dia, buka tutup usaha adalah hal wajar dalam bisnis.
"Usaha online juga banyak yang tutup dan banyak yang buka. Usaha ya usaha saja, mengikuti nature bisnis," ujar Anies, di Hotel Aryaduta Jakarta, Selasa (4/9/2018).
Tutupnya OK OCE Mart Kalibata ternyata berujung pada dampak yang tidak terduga. Ketua Perkumpulan Gerakan OK OCE Faransyah Jaya mengatakan, jumlah pendaftar sebagai peserta OK OCE meningkat usai pemberitaan penutupan OK OCE Mart Kalibata, Jakarta Selatan. Jumlah itu bahkan lebih banyak bila dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
"Itu tepatnya 10 Agustus hingga 7 September total peserta baru yang bergabung OK OCE mencapai 3.667 anggota," kata Faransyah saat dihubungi di Jakarta, Minggu, 9 September 2018.
Walaupun begitu, peningkatan peserta OK OCE tetap tidak menggoyahkan keputusan DPRD DKI Jakarta untuk menolak pengajuan dana pendamping sebesar Rp 3,9 miliar untuk pelatihan dan uji kompetensi pendamping OK OCE. Penolakan diakibatkan tidak adanya kegiatan itu dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2018. Meski demikian, Anies tetap memastikan program OK OCE tetap berjalan.
"Enggak masalah, ini adalah sebuah gerakan, gerakan itu adalah nature-nya dari rakyat, oleh rakyat, negara fasilitator saja," ujar Anies di Lapangan Monas Jakarta, Rabu, 19 September 2018. (Melissa Octavianti).
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement