Sukses

Alasan Polisi Cepat Simpulkan Penembakan di DPR sebagai Peluru Nyasar

Bukti-bukti yang ditemukan saat olah TKP mengarah kuat ke dugaan peluru nyasar.

Liputan6.com, Jakarta - Polri cepat menyimpulkan insiden yang terjadi di dua ruang kerja anggota DPR diakibatkan peluru nyasar dari Lapangan Tembak Senayan. Kesimpulan itu pun memperkecil dugaan penembakan tersebut sengaja dilakukan oleh sniper atau penembak profesional.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan alasan pihaknya segera menyimpulkan penyebab insiden tersebut sebelum peluru yang ditemukan diuji balistik di laboratorium forensik. Sebab, bukti-bukti yang ditemukan saat olah TKP mengarah kuat ke dugaan peluru nyasar.

"Yang kita temukan ada yang latihan di sekitar situ, yang latihan hanya Perbakin, yang lain nggak ada," ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (16/10/2018).

Saat itu ada beberapa anggota Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) yang tengah berlatih di Lapangan Tembak Senayan yang hanya berjarak sekitar 400 meter dari Gedung DPR. Dari sudut kemiringan yang ditemukan, Setyo yakin peluru tersebut tak dilepaskan oleh sniper.

"Kalau sniper pasti kena ke orangnya," kata Setyo.

Selain itu, kata Setyo, tidak mungkin sniper membidik sasaran dari bawah, apalagi di tempat terbuka seperti Lapangan Tembak Senayan. Menurut dia, sniper biasanya membidik sasarannya dari sudut sejajar atau dari tempat yang lebih tinggi dari target.

"Kalau (sniper) dari Lapangan Tembak, nembak apa?" Setyo menandaskan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Insiden Penembakan

Sebelumnya, dua ruang kerja di Gedung DPR yakni nomor 1313 milik anggota Fraksi Golkar Bambang Heri Purnama dan ruang nomor 1601 milik anggota Fraksi Gerindra Brigjen Pol Purnawirawan Wenny Warouw diduga ditembak orang tak dikenal pada Senin 15 Oktober 2018 siang.

Wenny menduga, penembakan itu dilakukan oleh profesional. Dia sempat mengungkapkan kekecewaannya terhadap Polri lantaran terlalu cepat menyimpulkan insiden tersebut sebagai akibat dari peluru nyasar sebelum uji balistik dilakukan.

Kesimpulan itu dinilai telah menutup kemungkinan lain pada insiden tersebut, seperti dugaan penembakan dilakukan oleh sniper dengan target tertentu. Bahkan dinilai sebagai upaya menghapus jejak kriminal sniper.

 

Â