Liputan6.com, Banten - Anggota Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya mengaku, mengetahui ruangannya menjadi sasaran peluru nyasar, pada Selasa, 16 Oktober 2018. Saat kejadian, Senin 15 Oktober 2018, dia sedang berada di daerah pemilihannya.
"Belum ada indikasi peluru nyasar, karena belum ada kesimpulan yang kita terima. Sedang lagi didalami, hari Selasa saya dapat laporan," kata Vivi Sumantri Jayabaya, di Kota Cilegon, Banten, Kamis (18/10/2018).
Adik dari Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya ini menuturkan, pada Selasa lalu, dia sedang mengikuti rapat Badan Anggaran (Banggar) di gedung DPR. Lalu staf nya masuk ke ruangan kerja untuk melaksanakan salat zuhur. Usai salat, dia melihat ada lubang di dinding ruangan kerja Vivi Sumantri.
Advertisement
Mendapat laporan dari stafnya, Vivi segera mengecek ruangan kerjanya untuk memastikan adanya lubang yang diduga bekas peluru.
"Saat saya masuk ke ruangan, mau salat, terus bilang kayaknya ruangan kita kena peluru nyasar, karena ada serpihan peluru dan ruangan bolong. Terus saya lanjut rapat di Banggar," terangnya.
Dia pun meminta ke petugas keamanan dan Pamdal untuk mengecek seluruh ruangan kerjanya, yang akhirnya ditemukan peluru di dalam lemari pakaiannya.
"Sudah lapor ke polisi, sampai sekarang kita belum dapat laporan. Kata pihak kepolisian, pelurunya sama kaya hari Senin itu," kata Vivi.
Â
Â
Harus Ditangani Serius
Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono meminta Polri menyelidiki secara tuntas insiden peluru nyasar di gedung DPR. Ruangan Anggota Fraksi Demorkat Vivi Sumantri Jayabaya juga menjadi sasaran peluru nyasar.
"Kita semua menuntut agar dilakukan investigasi secara utuh dan bisa dijelaskan secara rasional dan logis, kenapa ada tembakan tersebut yang juga mengancam para wakil rakyat kita," kata AHY, Ketua Kogasma Demokrat, saat ditemui usai memberikan pengarahan para Caleg Demokrat di Kota Cilegon, Banten, Kamis (18/10/2018).
Puslabfor Mabes Polri telah menemukan lima proyektil peluru di gedung DPR, dari enam lubang tembakan, yang dianggap sebagai peluru nyasar.
"Ini jangan dianggap biasa terjadi, ini unik dan harus ditangani secara serius. Tidak boleh ada siapa pun yang terancam saat menjalankan tugas negara," terang AHY.
Proyektil peluru berukuran 9 mm ditemukan pada Senin 15 Oktober 2018 kemarin, dari senjata api jenis Glock 17 yang digunakan oleh tersangka IAW.
Peluru nyasar itu menembus ruangan lima ruangan. Termasuk diruangan Vivi Sumantri Jayabaya, yang bersarang di dalam lemarinya.
"Kita pantau terus perkembangannya. Apa pun alasannya, apalagi secara sengaja untuk mencederai dan mengganggu stabilitas negara, ini perlu penanganan serius," jelasnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement