Sukses

Polri: Peredaran Narkoba Meningkat di Pekan Ketiga Oktober

Tercatat, ada 869 kasus narkoba yang ditangani kepolisian atau meningkat enam persen pada pekan sebelumnya yakni 825 perkara.

Liputan6.com, Jakarta - Bareskrim Polri mengungkap, peredaran narkoba di Tanah Air meningkat pada pekan ketiga Oktober 2018. Tercatat, ada 869 kasus yang ditangani kepolisian atau meningkat enam persen pada pekan sebelumnya yakni 825 perkara.

"Untuk tersangkanya juga mengalami kenaikan, dari 1.050 orang menjadi 1.144 orang (naik 9 persen)," ujar Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto melalui keterangan tertulis, Jakarta, Minggu (21/10/2018).

Bukan itu saja, barang bukti yang disita pada periode ini juga mengalami peningkatan. Antara lain, narkoba jenis ganja yang pada periode sebelumnya sebanyak 6.065.039,31 gram, saat ini meningkat 30 persen menjadi 7.889.318,36 gram.

Narkoba jenis sabu juga mengalami kenaikan dari total 30.696,61 gram menjadi 61.196,6 gram yang berhasil disita. Angka tersebut naik sekitar 100 persen. Sementara narkoba jenis ekstasi meningkat dari jumlah 2.396 butir menjadi 8.779 butir.

"Tembakau Gorilla mengalami kenaikan dari 13,63 gram menjadi 168,87 gram, naik 1.145 persen," tuturnya.

Namun, barang bukti narkoba jenis heroin yang ditemukan pada periode ini menurun 100 persen dari jumlah sebelumnya 1,38 gram.

Sementara wilayah dengan tingkat kerawanan peredaran narkoba masih didominasi Polda Metro Jaya dengan penanganan 114 kasus. "Disusul Polda Jawa Timur sebanyak 109 kasus dan Polda Sumatera Utara 103 kasus," ucap Eko. 

2 dari 2 halaman

Lewat Laut

Badan Nasional Narkotika (BNN) mengungkapkan jalur paling rawan untuk menyelundupkan narkoba ke berbagai daerah di Indonesia adalah laut. Hal ini karena sekitar 90 persen dari total kasus yang terungkap, para pelaku menggunakan jalur tersebut.

Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol Arman Depari mengatakan, laut adalah jalur yang paling sering untuk menyelundupkan narkoba, bukan hanya di Indonesia, melainkan juga terjadi di berbagai negara lainnya.

"Dari data, 80 persen penyelundupan narkotika di dunia gunakan jalur laut, sementara di Indonesia mencapai 90 persen," ujar Arman, seperti dikutip dari Antara, Senin (8/10/2018).

Ia mengakui banyaknya pelabuhan tikus di sejumlah pantai di Indonesia, termasuk di Sumatera Utara dan Aceh. Untuk itu, kata Arman, pihaknya terus meningkatkan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti Bea Cukai maupun Angkatan Laut dalam upaya pengawasan terhadap berbagai pelabuhan tikus tersebut.

Selain itu, pihaknya juga memanfaatkan para nelayan untuk turut mengawasi jalur-jalur yang kemungkinan digunakan sindikat untuk menyelundupkan barang haram narkoba tersebut.

"Memang banyak pelabuhan tikus. Inilah yang harus ditingkatkan pengawasannya. Kami juga memanfaatkan nelayan untuk turut mengawasinya dan menginformasikan jika ada yang mencurigakan," ucap Arman.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: