Liputan6.com, Jakarta - Aksi bela tauhid yang digelar sekelompok orang yang tidak terima bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dibakar karena alasan didalamnya ada kalimat tauhid, berubah menjadi ajang kampanye 2019 ganti presiden.
Seruan 2019 ganti presiden terdengar setelah koordinator aksi bela tauhid menyebut pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak serius mengusut pelaku pembakaran bendera HTI di Garut.
Sang koordinator pun mulai bertanya kepada massa aksi apakah presiden zalim haram atau halal untuk dipilih. Dengan kompak massa menjawab haram.
Advertisement
"Mau memberikan kesempatan dua periode lagi atau tidak saudara-saudara?" tanya koordinator massa aksi bela tauhid dengan pengeras suara dari atas mobil, Jumat (26/10/2018), di depan kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam).
Â
Ganti Presiden
Massa aksi langsung kompak menjawab tidak. Selanjutnya koordinator menanyakan soal ganti presiden.
"Kalau haram 2019 ganti apa?" tanya sang koordinator lagi.
"Presideeeen," jawab massa serentak.
Tak pelak, aksi bela tauhid ini pun berubah menjadi ajang kampanye ganti presiden.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement