Liputan6.com, Makassar Menteri Sosial RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, melepas 400 peserta Jelajah Kapal Kepahlawanan yang berlayar menggunakan KRI Makassar 590 dari Makassar–Pangkep-Makassar, Senin (29/10).
Jelajah Kapal Kepahlawanan digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. Kegiatan ini berlangsung di atas KRI Makassar 590 selama 29 - 31 Oktober. Salah satu fungsi KRI Makassar 590 adalah untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam.
Baca Juga
Rute jelajah dimulai dari Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar–Pelabuhan Maccini Baji Pangkep - Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar
Advertisement
Sebelum keberangkatan peserta, Agus memberi arahan. Agus mengingatkan ada dua potensi utama generasi muda yang dapat menentukan masa depan bangsa Indonesia.
"Generasi muda yang berumur 5 - 40 tahun merupakan kekuatan yang sangat besar. Tahun 2018 jumlahnya sekitar 105 juta jiwa. Kekuatan generasi muda jangan hanya dilihat dari angkanya saja. Tapi bagaimana mentransformasi kekuatan yang bentuknya angka menjadi potensi. Dua potensi yang utama adalah Potensi Kreatifitas dan Potensi Pemersatu Bangsa," katanya dalam Upacara Pelepasan Peserta Jelajah Kapal Kepahlawanan di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar.
Agus menjelaskan Potensi Kreatifitas secara alamiah identik dengan generasi muda.
"Adik-adik sebagai generasi muda mempunyai kreatifitas yang tinggi dan kreatifitas harus dikelola dengan baik. Jangan takut salah melangkah," katanya.
Kesalahan-kesalahan tersebut, lanjutnya, harus dijadikan pengalaman berharga, introspeksi dan perbaikan diri sehingga menjadi kemajuan positif dalam kehidupan di masa mendatang.
"Jangan takut berpikir out of the box karena kita bisa dapatkan hal-hal yang baru. Jangan takut melakukan kesalahan selama bukan negatif," terangnya.
Kesalahan yang negatif, maksud Menteri di antaranya mengonsumsi narkoba, menyebar hoax dan fitnah yang berujung memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Potensi yang kedua adalah Pemersatu Bangsa. Generasi muda harus terlibat dalam hal-hal positif yang mendorong persatuan," tutur Agus.
Berlayar dan belajar
Di Kabupaten Pangkep, sebagai bagian dari Jelajah Kapal Kepahlawanan juga dilakukan bhakti sosial untuk memberikan pelajaran berbagi dan peduli, pemperkuat toleransi dan kesetiakawanan sosial. Bantuan yang diberikan berupa paket sembako untuk 500 penerima manfaat, paket perlengkapan sekolah, bantuan peralatan disabilitas, bantuan sarana olahraga, bantuan truk tangki air, dan bantuan keserasian sosial pembangunan jalan tani desa.
Selama dalam pelayaran, peserta mendapatkan pembekalan dan materi tentang wawasan kebangsaan, menyimak kisah dan pengalaman tentang jatuh bangun keluarga pahlawan dalam masa perjuangan dari narasumber Agustanzil Sjahroezah (Cucu Pahlawan Nasional H. Agus Salim) dan Miranda Diponegoro (Cicit Pahlawan Nasional Diponegoro) serta mendengar langsung kisah inspiratif para atlet peraih medali emas Asian Games 2018 yang berasal dari Sulawesi Selatan.
Ini merupakan kali kedua Jelajah Kepahlawanan digelar. Pada tahun 2017, peserta berlayar dari Dermaga Ujung Surabaya-Batu Poron Bangkalan-Dermaga Ujung menggunakan KRI dr. Soeharso yang berfungsi sebagai kapal rumah sakit.
"Adik-adik mendapatkan kesempatan yang sangat berharga. Ini pengalaman yang luar biasa. Saya sendiri seumur kalian belum pernah mendapat kesempatan ini. Oleh sebab itu pergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya," terangnya.
Melalui kegiatan ini, lanjut Mensos, semakin meningkatkan pemahaman generasi muda bahwa Indonesia adalah bangsa maritim yang kaya akan pengalaman nenek moyang menakhlukkan samudera salah satunya Bugis. Ini adalah modal betapa pentingnya menjaga NKRI melalui kedaulatan maritim.
"Selama dalam kegiatan Jelajah Kapal Kepahlawanan gunakan kesempatan untuk belajar hidup disiplin, menempa diri menjadi pribadi yang tangguh, menambah wawasan, saling menghormati, saling membantu," katanya serius.
Pada saatnya, lanjut Agus, kalian akan menjadi pahlawan bangsa karena tidak ada kata terlambat dan generasi muda harus memulainya dari sekarang.