Sukses

KRI Banda Aceh Dikerahkan untuk Evakuasi Pesawat Lion Air JT 610

Yudo menambahkan, jika titik kordinat pesawat sudah ditemukan, KRI Banda Aceh akan memaksimalkan proses evakuasi dan mengangkut bangkai pesawat.

Liputan6.com, Jakarta - Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono mengatakan, KRI Banda Aceh akan dikerahkan Selasa (30/10/2018) ini untuk membantu pencarian pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. KRI Banda Aceh pernah diterjunkan pada kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 2014 silam.

"Nanti KRI Banda Aceh berangkat dengan seperti pengalaman yang lalu pernah AirAsia dengan kemampuan menyelam kita dan tentu akan kita maksimalkan," kata Yudo di Posko Basarnas, JICT II, Jakarta Utara, Senin (29/10/2018).

Yudo menambahkan, jika titik kordinat pesawat Lion Air JT 610 sudah ditemukan, KRI Banda Aceh akan memaksimalkan proses evakuasi dan mengangkut bangkai pesawat.

"Besok sekitar jam 10.00 WIB (baru berangkat). Karena hari ini baru persiapan keberangkatan," jelasnya.

KRI Srikuda juga dipersiapkan untuk membawa bekal logistik ke tim SAR yang berada di perairan Karawang. Yudo berharap pencarian pesawat Lion Air JT 610 bisa maksimal.

"Jadi kita belanjakan di sini sehingga mereka tetap di sana. Jadi biar mereka melakukan pencarian atau SAR secara maksimal di sana," pungkasnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

 

2 dari 2 halaman

Belum Temukan Badan Pesawat

Tim penyelam gabungan dari Basarnas maupun TNI tengah fokus mencari badan pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Sampai kini dipastikan badan pesawat belum ditemukan.

Tim penyelam baru menemukan beberapa serpihan dari ekor pesawat Lion Air JT 610 dan bagian tubuh penumpang.

Direktur Operasional Basarnas, Brigjen Bambang Suryo Aji memastikan masih banyak penumpang yang berada di dalam badan pesawat sehingga pencarian badan pesawat ini menjadi fokus utama.

"Saya prediksi, dengan adanya operasi pencarian atas permukaan, mulai pagi sampai sekarang baru menemukan beberapa bagian tubuh saja. Saya perkirakan banyak korban yang masih di dalam pesawat," jelas dia dalam konferensi pers di Gedung Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/10) sore.

Karena itu, Basarnas harus segera mencari posisi kapal tersebut untuk dilaksanakan penyelaman. Karena sangat memungkinkan sekali kedalamannya untuk dilakukan penyelaman.

Titik lokasi badan pesawat belum bisa dipastikan. Kapal Hidro Oseanografi KRI Rigel yang juga diterjunkan sejak sore tadi belum memberikan informasi temuan titik lokasi pesawat.

"Saat ini belum bisa dipastikan, karena yang menggunakan kapal Rigel pun belum melaporkan kepada kami dengan menggunakan alat deteksi," jelasnya.

"Pencarian bangkai pesawat akan kita upayakan dengan menambah alat dari BPPT. Namun yang sudah bekerja adalah dari kapal Pushidrosal yang dilengkapi dengan ROP maupun peralatan pendeteksi benda di bawah (laut)," tambah Bambang Suryo.

 

Saksikan video menarik berikut ini: