Sukses

Ini Titik-Titik Fokus Pencarian Pesawat Lion Air JT 610

Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI dan Polri masih menyisir Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pascajatuhnya pesawat Lion Air JT 610.

Liputan6.com, Jakarta - Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI dan Polri masih menyisir Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pascajatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Kepala Seksi Operasi SAR Jakarta Made Oka Asnawa mengatakan tim belum menemui kendala berat dalam pencarian pesawat baru itu. 

Menurut dia, tim SAR gabungan tengah memfokuskan pencarian badan pesawat yang berada di bawah permukaan air.

Made juga menyebut, pihaknya akan melakukan scan sonar yang difokuskan pada 0,5 mil di area penemuan pertama kali serpihan pesawat Lion Air.

"Kurang lebih radius 0,5 mil akan discan semua dari kapal-kapal yang hari ini dijadwalkan untuk pencarian di permukaan air," kata Made, Selasa (30/10/2018).

Empat kapal yang dilengkapi dengan peralatan deteksi bawah air tersebut yaitu KRI Rigel dengan dilengkapi dengan peralatan multi beem echo sounder (MBES), side scan sonar, dan remotly operated underwater vehicle (ROV). Kapal kedua, KN SAR Basudewa Jakarta yang dilengkapi dengan Side Scan Sonar.

Kemudian, Kapal Baruna Jaya milik Badan Penelitian Pengembangan Teknologi (BPPT) yang dilengkapi dengan MBES, ping locator untuk memdeteksi sinyal kotak hitam, dan ROV. Sedangkan kapal yang keempat, Kapal Dominos milik Pertamina yang dilengkapi dengan side scan sonar, MBES, ping locator, dan digital global positioning system (DGPS). 

Sedangkan untuk pencarian di permukaan air, kata dia, pihaknya akan memfokuskan pada jarak 4 mil dari lokasi pertama puing pesawat Lion Air JT 610 ditemukan.

"Utuk area searching di atas permukaan air kaki sesuaikan kurang lebih radius 4 mil dari titik duga pertama," jelasnya. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Sebab Tak Utuh

Tim SAR gabungan yang dari Basarnas dan TNI Angkatan Laut menemukan beberapa bagian pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Basarnas menduga, pesawat ditemukan tidak utuh karena tekanan dan hantaman keras dengan air laut.

"Menurut saya, dari ketinggian segitu menuju ke air tekanannya lebih keras. Mungkin juga karena benturan itu juga pecah dan mengakibatkan serpihan berdampak pada tubuh korban," jelas Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI Bambang Suryo Aji di Gedung Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/10/2018).

Bambang Suryo juga belum bisa memastikan, apakah pesawat Lion Air JT 610 meledak sebelum jatuh ke laut atau tidak. Namun, serpihan ekor pesawat yang ditemukan menunjukkan tak ada bekas terbakar.

"Kita tidak tahu meledak atau tidaknya," kata Bambang.

"Bagian ekor serpihannya yang ditemukan, ada logo Lion-nya itu. Tidak ada seperti terbakar, hanya potongan saja," tambah dia.