Sukses

20 Psikolog Bantu Pulihkan Psikologis Keluarga Korban Lion Air Jatuh

Musyafak menyampaikan, para psikolog itu tidak hanya mendampingi keluarga korban Lion Air jatuh, tetapi terbuka untuk semua orang yang membutuhkan.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 20 psikolog membantu pelaksanan pendampingan psikologis keluarga korban Lion Air jatuh yang berada di Crisis Center Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Psikolog itu berasal dari Biro Psikologi Mabes Polri, Psikologi Polda Metro Jaya, Rumah Sakit Polri, dan TNI Angkatan Udara.

"Ada 53 keluarga yang dilakukan pendampingan, tak hanya dari korban tetapi juga petugas," ujar Kepala RS Polri Kombes Pol Musyafak dalam konferensi pers di RS Polri, Kamis (1/11/2018).

Musyafak menyampaikan, para psikolog itu tidak hanya mendampingi keluarga korban Lion Air jatuh, tetapi terbuka untuk semua orang yang membutuhkan.

"Jadi siapa pun yang butuh pendampingan akan dilakukan pendampingan," kata dia.

Hingga kini, ada 21 keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air yang melapor ke RS Polri. "Ada peningkatan, ada 21 yang lapor," kata Musyafak.

Sementara itu, hingga Rabu 31 Oktober 2018, Polri telah mengidentifikasi satu korban pesawat Lion Air jatuh di Perairan Karawang.

Kepala Pusat Inavis Breskrim Polri Brigjen Pol Hudi Suryanto menyampaikan, korban berjenis kelamin perempuan bernama Jannatun Cintya Dewi. Bagian tubuhnya dibawa bersama 24 kantong jenazah yang datang pertama kali ke RS Polri.

 

2 dari 2 halaman

Gunakan e-KTP

Menurut Hudi, proses identifikasi korban juga dipermudah dengan data tunggal menggunakan e-KTP.

"Lewat tadi itu, kita ambil sidik jari dan muncul identitas seperti ini. Seorang perempuan. Untuk memastikan identitas yang keluar dari alat kami ini sesuai dengan sidik jari yang bersangkutan," jelas dia.

Pihaknya juga menggunakan data pembanding yang dikumpulkan dari pihak keluarga korban Lion Air yang jatuh. Termasuk sidik jari kanan yang ada di ijazah korban.

"Kami yakini karena tidak satu pun yang sidik jarinya sama. Sudah teruji internasional. Identitas ini benar," Hudi menandaskan. (Melissa Oktavianti)

 

Saksikan video menarik berikut ini: