Sukses

53 Keluarga Korban Lion Air Dapat Pendampingan Psikologis

Sementara itu, kondisi keluarga penumpang Lion Air yang jatuh di Karawang saat ini cukup beragam.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 20 psikolog dikerahkan untuk melakukan pendampingan, terutama penyembuhan trauma keluarga korban musibah pesawat Lion Air. Tenaga psikolog ini hasil sinergi dari Biro Psikologi Mabes Polri, Psikologi Polda Metro Jaya, Rumah Sakit Polri, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), dan TNI Angkatan Udara.

"Sampai saat ini sudah ada 53 keluarga yang menjalani pendampingan, dan tidak hanya keluarga korban, tapi juga dari petugas. Jadi siapapun yang perlu pendampingan akan dilakukan pendampingan," ujar Kepala Rumah Sakit RS Polri Musyafak di RS Polri Kramatjati, Kamis (1/11/2018).

Pendamping psikologis, AKP Angela menjelaskan, kondisi keluarga korban penumpang Lion Air saat ini cukup beragam. "Kondisi keluarga jawabannya luas, mulai dari yang terima sampai tidak terima informasi yang kami sampaikan," Angela menuturkan.

Menurutnya, banyak dari keluarga, petugas, atau kerabat korban yang datang untuk mendapat pendampingan psikologis karena mereka tidak sanggup menghadapi beban emosi.

"Mungkin mereka datang mengungkapkan rasa lelah dan curhat, atau tidak terima, sedih, kecewa, belum terima keadaan dan datang kami lakukan pendampingan psikologis," ia mengakhiri.

Selain itu, sampai hari ini tim DVI Polri menyampaikan, total keluarga korban Lion Air yang melapor di Rumah Sakit Polri Kramatjati sudah berjumlah 212 laporan. Ini adalah penambahan sebanyak 21 laporan dari sebelumnya yang berjumlah 191.

Total data antemortem terverifikasi berjumlah 189 dari 212 laporan karena adanya data ganda.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kotak Hitam Ditemukan

Setelah melakukan pencarian selama empat hari, Tim SAR akhirnya menemukan black box atau kotak hitam Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang. 

Kotak Hitam itu ditemukan oleh penyelam dari TNI AL Sertu Hendra. Kotak berwarna oranye itu ditemukan tidak di dalam badan pesawat Lion Air.

"Kami mendapatkan black box warna oranye. Kondisinya utuh, kemudian ada alat-alat sedikit di dalam lumpur," ujar Hendra, Kamis (1/11/2018).

 

Namun, dari dua black box pesawat Lion Air, yang telah ditemukan baru satu bagian.

"Black box ada dua, FDR (flight data recorder) sama CVR (cockpit voice recorder), satu merekam pembicaraan, satu merekam perjalanan dari pesawat. Satu sudah ditemukan sehingga diharapkan satu lagi ditemukan," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.