Liputan6.com, Sidoarjo - Isak tangis dan gema tahlil menyelimuti kedatangan jenazah Jannatun Cintya Dewi (24), korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 dirumah duka di Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Kamis (1/11/2018).
Suasana haru terus menyelimuti sanak saudara, kerabat, tetangga, hingga rekan-rekannya saat korban hendak di semayamkan di tempat peristirahatan terakhir.
Jenazah Jannatun Cintya Dewi tiba di rumah duka tepat pada pukul 07.30 WIB. Jenazah yang sebelumnya berada di Rumah sakit Polri Kramat Jati, Jakarta mulai diterbangkan sejak pukul 05.15 WIB pagi tadi melalui Bandara Internasional Halim Perdana Kusuma ke Bandara Juanda Surabaya.
Advertisement
Setibanya dirumah duka, orangtua korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 itu, Bambang Supriadi dan Surtiyem tampak lemas dan tak kuasa menahan air mata saat turun dari mobil ambulans. Ratusan warga yang sudah memadati kediaman, menyambut kedatangan jenazah dengan isak tangis dan gema takbir dan tahlil.
Sementara Surtiyem harus dibopong oleh sebagian warga kedalam rumah. "La ilaha Illallah.. La Ilaha Illallah .. Muhammad Rasulullah ..," suara tahlil yang terus menggema dikediaman korban.
Jenazah kemudian disalatkan di masjid Al-Hidayah dan di makamkan di tempat pemakaman umum yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Dalam proses kepulangan hingga pemakaman Cintya, tampak hadir pula dari jajaran direktorat jenderal Migas Kementerian ESDM.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dibanjiri Pelayat
Sementara, suasana dirumah duka juga dibanjiri karangan bunga. Ucapan bela sungkawa datang dari kalangan pejabat kementerian ESDM, Pertamina, Perusahaan Gas Negara, Direktorat Jenderal Migas, serta beberapa pejabat lainnya. Terlihat juga karangan bunga ucapan belasungkawa dari maskapai penerbangan PT. Lion Air Group.
Jannatun Cintya Dewi, kelahiran Sidoarjo, 12 September 1994, satu dari ratusan korban pesawat Lion Air JT610 dengan rute penerbangan Jakarta - Pangkalpinang. Maskapai penerbangan dinyatakan jatuh di Perairan Karawang Jawa Barat pada Senin, 29 Oktober 2018 pagi.
Korban, merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bambang Supriadi dan Surtiyem. Sarjana lulusan Teknik Kimia Institut Tekhnologi Sepuluh November (ITS) Surabaya tersebut, diketahui merupakan salah satu staff analis Kegiatan Usaha Hilir Migas, Ditjen Migas Kementerian ESDM.
Advertisement