Liputan6.com, Jakarta Kantor DPC PDIP, kantor Nahdatul Ulama (NU), dan sejumlah bangunan umum lainnya di Magelang, dirusak orang tak dikenal. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto pun menyerahkan kasus itu diproses para penegak hukum.
"Serahkan hal tersebut pada aparat penegak hukum untuk bertindak seadil-adilnya," ucap Hasto, Kamis (1/11/2018).
Baca Juga
Dia mengaku mendapatkan informasi pelaku berinisial NA telah ditangkap. Aksi tersebut dilakukan NA pada Jumat 26 sampai Sabtu 27 Oktober 2018, dengan melakukan pelemparan ke tempat-tempat tersebut.
Advertisement
Hasto meyakini, adanya upaya memecah belah bangsa, termasuk mereka yang mencoba melakukan aksi provokasi pada saat peringatan hari Santri lalu. Karenanya, mendukung aparat keamanan untuk sepenuhnya penegakkan hukum.
"Yakni guna menindak pihak-pihak yang nyata-nyata mengganggu keutuhan dan ketentraman bangsa," ungkap Hasto.
Dia pun mengapresiasi langkah cepat pemerintah dan aparat penegak hukum yang mengambil langkah cepat di dalam menjamin rasa aman dan ketentraman masyarakat. Di satu sisi, PDIP mendukung sepenuhnya komitmen bersama antara PBNU dan Muhammadiyah, untuk terus menjaga persatuan bangsa dan selalu setia pada Pancasila.
"PDI Perjuangan selalu setia pada jalan ideologi Pancasila. Sejarah mencatat Muhammadiyah, NU, PNI, dan TNI bahu-membahu menjaga tegaknya Pancasila dan NKRI," jelas Hasto.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Negara Kebangsaan untuk Semua
Dia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kebangsaan yang dibangun untuk semua. Dan setiap warga negara harus benar-benar menyatukan diri dengan tanah airnya, sesuai bunyi Sumpah Pemuda 1928.
Atas dasar hal itu, Hasto menyatakan PDIP akan terus bergandengan tangan dengan seluruh elemen bangsa. Mengibarkan bendera Merah Putih dengan seluruh semangat merdeka, membawa nama harum baik bangsa.
"Persatuan bangsa ditempatkan dengan menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara, sebagai the way of life dan sebagai pemersatu bangsa. Dengan esensi sila-silanya, maka Pancasila hadir sebagai jiwa dan kepribadian bangsa," Hasto memungkasi.
Advertisement