Liputan6.com, Jakarta - Almarhum Syachrul Anto, dikenal ringan tangan dalam melakukan tugas. Syachrul yang merupakan salah satu anggota Indonesia Rescue Dive Team yang berada di bawah koordinasi Basarnas harus pergi selama-lamanya ketika bertugas mengevakuasi pesawat Lion Air PK-LQP di perairan Tanjung Karawang.
Leader Indonesia Rescue Dive Team, Bayu Wardoyo mengatakan, Syachrul pernah terlibat dalam operasi penyelaman ketika Pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura jatuh di perairan Pangkalan Bun pada 28 Desember 2014 lalu.
"Waktu Air Asia dia juga mengikuti (menyelam melakukan proses evakuasi pencarian)," ujar Bayu di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (3/11/2018).
Advertisement
Bayu mengatakan, Syachrul adalah sosok yang suka menolong. Sehingga dia sering mengajak Syachrul jika ada misi penyelamatan.
"Dia tinggal di Makassar karena kebetulan dia seorang penyelam yang handal, dia kita ajak kalo ada misi-misi kaya gini," sambungnya.
Bahkan, lanjut Bayu, saat misi evakuasi Air Asia, Syachrul banyak menemukan dan mengangkat jenazah di dasar laut.
"Dia itu terlibat lama waktu kita Air Asia. Dia join. Dia salah satu orang yang cukup lama. Itu hampir tiga minggu. Dia salah satu orang yang paling banyak ngangkat jenazah malah," pungkas Bayu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Diduga karena Dekompresi
Sementara itu, Dansatgas SAR Kolonel Laut (P) Isswarto mengatakan, penyebab meninggalnya penyelam tersebut diduga karena dekompresi.
"Diduga dekompresi, karena tekanan, bekerja tidak tahu waktu, harusnya naiknya pelan-pelan, lima meter berhenti dulu, sampai muncul (ke permukaan), dia mungkin langsung," kata Iswarto saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (3/11).
Isswarto mengatakan, harusnya penyelaman berakhir pada pukul 16.00 WIB, karena kondisi gelap dan cuaca yang kurang bersahabat. Namun, korban masih berada di bawah laut hingga pukul 16.30 WIB.
"Korban dari sipil, penyelam Basarnas," kata Isswarto.
Advertisement