Liputan6.com, Jakarta - Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro mengatakan, kejadian yang dialami oleh Pesawat Lion Air PK-LQP berbeda dengan Pesawat A320 (Air Asia) dengan nomor penerbangan QZ8501 rute Surabaya- Singapura.
"Saya belum dapatkan laporan bangkai pesawat yang besar ya, jadi kalau yang ada sampai terakhir kecil-kecil ya mungkin bisa, mungkin karena kejadiannya beda dengan pada saat Air Asia," kata Harjo kepada wartawan, Jakarta, Minggu (4/11/2018).
Baca Juga
Pesawat Air Asia yang jatuh terkena turbulensi. Menurut Harjo, pilot masih berusaha mengendalikan kecepatan hingga akhirnya dia jatuh dengan tidak terlalu kencang.
Advertisement
Sementara, kecepatan Lion Air PK-LQP diduga sangat kencang saat menghantam permukaan air Tanjung Karawang, Jawa Barat. Kecepatannya sekitar 350 knot.
"Bisa dibayangkan kecepatan segitu dan menghantam permukaan air, kalau dengan kecepatan segitu air sudah tidak lunak lagi," ujarnya.
"Makanya hancur ya, yang kita dapatkan sampai detik ini bagian-bagian yang keras saja yang tidak rusak, contoh turbin yang sekarang kita dapatkan bagian besar kan," sambungnya.
Ia pun menyebut, titik pesawat jatuh dengan temuan serpihan potongan tubuh korban dan pesawat cukup jauh. KRI Rigel yang menyisir 80 kilometer persegi belum menemukan bagian besar pesawat.
Â
SAR Sisir 10 Kilometer Persegi
Sementara, tim SAR gabungan sudah menyisir lokasi jatuhnya pesawat hingga radius 10 kilometer. Namun, hanya baru bisa menemukan satu black box yakni Flight Data Recorder ( FDR).
"Kalaupun serpihan loncat gitu sejauh-jauhnya harusnya tidak akan lebih dari 1 kilometerlah," tambahnya.
Reporter: Nur HabibieÂ
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement