Liputan6.com, Pekanbaru: Masalah yang dihadapi kaum ibu di Tanah Air selama ini masih banyak terjadi dan datang dari berbagai unsur. Baik itu dari kalangan suami, anak, dan lingkungan sekitar. Dengan tema Hari Ibu tahun ini, yakni 'Industri Kreatif untuk Membantu Ekonomi Keluarga', diharapkan semua masalah yang terjadi selama ini pada kaum ibu bisa mulai berkurang.
"Baik itu masalah KDRT, ekploitasi dan problem lainnya. Saya yakin, jika tema itu dapat diimplementasikan, maka akan tercipta sebuah penghargaan terhadap sosok seorang ibu yang semestinya dihormati lebih dari segalanya," kata salah satu tokoh perempuan Riau, Risdayati, Kamis (22/12).
Risda juga berpesan kepada para ibu berkenaan dengan momen Hari Ibu ini, hendaklah jadi seorang ibu yang menjadi sosok peneduh dunia, dan sumber inspirasi di setiap langkah seorang anak. "Karena memang sosok ibu ini merupakan tempat berteduh di dunia, dan juga, jadilah seorang ibu yang menjadi sumber kehidupan orang banyak," katanya.
Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Riau ini, kemudian menambahkan, peran ibu itu sangat vital dalam kehidupan anak manusia.
"Begitu pentingnya kehadiran ibu dan manfaat yang diberikan oleh seorang ibu terhadap anaknya, sehingga ada sebuah bait sajak yang mengatakan 'aku tak butuh tuhan, aku tak butuh guru, namun yang kubutuhkan hanya seorang sosok ibu'," tuturnya.
Artinya, demikian Risdayati, begitu berharganya nilai seorang ibu itu. "Karena, tanpa Ibu kita bukan siapa-siapa. Jadi ajar saja jika seorang ibu diibaratkan sebagai sumber kehidupan," ujar dosen Universitas Riau ini.
Risdayanti selalu berusaha menghayati dan memaknaik sosok ibu yang dikonotasikan sebagai makhluk paling sempurna itu dalam kehidupannya sehari-hari.
"Meskipun masih banyak ibu yang menelantarkan anaknya, namun menurut saya, sosok ibu itu tidak tergantikan. Tak ada yang bisa menandingi keluhuran hatinya," tegasnya.
Dikatakan, ketika ada seorang ibu yang berani menelantarkan anaknya, itu bukan merupakan ekspresi dari hatinya. Namun bisa saja karena adanya bisikan dari luar.
"Dan yang perlu diingat, hati seorang ibu seperti halusnya sutra, begitulah halusnya belaian kasih sayang seorang ibu," ujarnya lagi.(ANT/MEL)
"Baik itu masalah KDRT, ekploitasi dan problem lainnya. Saya yakin, jika tema itu dapat diimplementasikan, maka akan tercipta sebuah penghargaan terhadap sosok seorang ibu yang semestinya dihormati lebih dari segalanya," kata salah satu tokoh perempuan Riau, Risdayati, Kamis (22/12).
Risda juga berpesan kepada para ibu berkenaan dengan momen Hari Ibu ini, hendaklah jadi seorang ibu yang menjadi sosok peneduh dunia, dan sumber inspirasi di setiap langkah seorang anak. "Karena memang sosok ibu ini merupakan tempat berteduh di dunia, dan juga, jadilah seorang ibu yang menjadi sumber kehidupan orang banyak," katanya.
Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Riau ini, kemudian menambahkan, peran ibu itu sangat vital dalam kehidupan anak manusia.
"Begitu pentingnya kehadiran ibu dan manfaat yang diberikan oleh seorang ibu terhadap anaknya, sehingga ada sebuah bait sajak yang mengatakan 'aku tak butuh tuhan, aku tak butuh guru, namun yang kubutuhkan hanya seorang sosok ibu'," tuturnya.
Artinya, demikian Risdayati, begitu berharganya nilai seorang ibu itu. "Karena, tanpa Ibu kita bukan siapa-siapa. Jadi ajar saja jika seorang ibu diibaratkan sebagai sumber kehidupan," ujar dosen Universitas Riau ini.
Risdayanti selalu berusaha menghayati dan memaknaik sosok ibu yang dikonotasikan sebagai makhluk paling sempurna itu dalam kehidupannya sehari-hari.
"Meskipun masih banyak ibu yang menelantarkan anaknya, namun menurut saya, sosok ibu itu tidak tergantikan. Tak ada yang bisa menandingi keluhuran hatinya," tegasnya.
Dikatakan, ketika ada seorang ibu yang berani menelantarkan anaknya, itu bukan merupakan ekspresi dari hatinya. Namun bisa saja karena adanya bisikan dari luar.
"Dan yang perlu diingat, hati seorang ibu seperti halusnya sutra, begitulah halusnya belaian kasih sayang seorang ibu," ujarnya lagi.(ANT/MEL)