Liputan6.com, Jakarta - Hasil analisis flight data recorder (FDR) dan dokumen perawatan pesawat Lion Air PK-LQP, Tim investigasi KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) mendapati adanya penggantian sensor angle of attack. Hal ini diduga turut berperan pada musibah jatuhnya pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Kamis (7/11/2018), sensor ini bekerja dengan cara menentukan posisi relatif hidung pesawat dan membandingkannya dengan pergerakan arus udara di sekitarnya. Sensor ini berfungsi memastikan pesawat tidak menukik ataupun kehilangan ketinggian saat terbang.
Sebelumnya, KNKT menemukan gangguan instrumen penunjuk kecepatan atau airspeed indicator terjadi pada empat penerbangan terakhir pesawat Lion Air PK-LQP dalam penerbangan dari Bali ke Jakarta.
Advertisement
Dua sensor yang ada memberikan informasi yang berbeda dan menimbulkan gangguan. Namun, pilot berhasil mengatasi masalah tersebut dan mendarat di Jakarta dengan selamat.
Atas temuan ini, KNKT akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut di pusat pabrikan Boeing di Seattle, Amerika Serikat. Sementara itu, pihak boeing telah mempublikasikan temuan ini kepada maskapai melalui bulletin keselamatannya dan cara mengatasinya bila menemukan masalah serupa dengan sensor angle of attack di pesawat boeing 737-Max 8.
"Setelah diganti masalahnya tidak sembuh, ternyata mungkin malah bertambah. KNKT ingin mendalami kondisi awal ini," ujar Kasub Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo. (Muhammad Gustirha Yunas)