Sukses

CVR Pesawat Lion Air Belum Juga Ditemukan

Tim SAR gabungan dan KNKT juga mencari bagian black box pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT610 itu.

Liputan6.com, Jakarta - Basarnas terus mencari korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP di Perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Tim SAR gabungan dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga mencari bagian black box pesawat dengan kode penerbangan JT610 itu.

Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air yang jatuh pada Senin, 29 Oktober 2018 lalu pun masih belum ditemukan.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta Hendra Sudirman mengatakan, Basarnas menurunkan 201 personel pada hari ini untuk mencari para korban. Namun, seluruh penyelam tersebut tidak semuanya melakukan pencarian di Tanjung Karawang, Jawa Barat, lokasi jatuhnya pesawat Lion Air. Ada juga yang standby di posko evakuasi di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Ada 201 orang yang bertugas pada hari ini. Itu jumlah keseluruhan. Untuk penyelamnya kami ada 41 orang untuk hari ini," kata Hendra di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (8/11/2018).

Ia pun menjelaskan, armada yang diturunkan kali ini sebanyak enam unit kapal. Kapal pertama berangkat sejak pukul 04.25 WIB dan kapal keenam berangkat pada pukul 09.15 WIB. Kapal-kapal ini semuanya berangkat dari Dermaga JICT 2.

Jika dalam pencarian hari ini tak membuahkan hasil, maka tim yang berada di perairan Tanjung Karawang akan bermalam di sana. Sebaliknya, jika mereka membuahkan hasil, maka akan langsung dibawa ke Dermaga JICT 2.

Meskipun Basarnas lebih fokus untuk mencari para korban, tapi ia juga tetap bekerja sama dengan KNKT untuk menemukan CVR. Sebab, CVR sangat berguna untuk investigasi KNKT atas penyebab kecelakaan Lion Air PK-LQP.

"Kita masih bekerja sama dengan KNKT. Karena KNKT memiliki alat ROV (Remote Operated Vehicle) itu, tapi enggak ada penyelamnya. Nah, penyelamnya itu dari kita," jelasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Diperpanjang 3 Hari

Sebelumnya, Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi mengatakan, pihaknya menambah waktu pencarian tiga hari terhadap korban jatuhnya Pesawat Lion Air PK-LQP dengan kode penerbangan JT610. Hal itu berdasarkan hasil pantau pihaknya melalui udara.

"Operasi tetap berjalan seperti biasanya, semangat tetap tinggi, sinergitas mantap. Setelah kembali kami rapat dan evaluasi beberapa masukan dari lapangan, kami putuskan evakuasi pencarian korban ini diperpanjang tiga hari, khusus untuk Basarnas," kata Syaugi di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (7/11/2018).

Alasan lainnya, tim SAR gabungan masih menemukan bagian tubuh korban, meskipun sudah tak banyak seperti hari-hari sebelumnya.

"Sekarang masih ada lagi di laut, tapi belum tahu jumlahnya (korban) berapa, mengingat tren penemuan korban ini semakin menurun. Saya ingatkan lagi operasi perpanjangan ini khusus untuk Basarnas, kami tetap buka posko di sini, di lapangan tidak ada yang berubah," ujar Syaugi.

"Kemudian minggu depan kami juga akan mengevaluasi dengan potensi sar tersebut, untuk melihat kekurang-kekurangan tersebut, apa yang perlu ditingkatkan untuk kerja sama mendatang," sambung dia.

 

Reporter: Nur Habibie