Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Ferry Noor, meminta Gerindra tak ikut campur urusan internal partainya. Hal itu menanggapi pernyataan yang dikeluarkan elite Gerindra terkait keputusan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra menjadi kuasa hukum Timses Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Keputusan Pak Yusril menjadi kuasa hukum paslon Jokowi-Ma'ruf jangan dibawa-bawa ke persoalan internal partai. Jadi kami meminta elite Gerindra jangan memperunyam masalah. Masing-masing saja dan jangan urusin internal PBB," tegas Afriansyah Ferry Noor dalam keterangan tertulisnya, Minggu (11/11/2018).
Baca Juga
Ferry juga merespons pernyataan petinggi Gerindra. Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra AS Kobalen menyinggung politik 'balas jasa'.
Advertisement
Gerindra beberapa waktu lalu memberi dukungan kepada kakak kandung Yusril Ihza Mahendra yaitu Yuslih Ihza Mahendra saat Pemilihan Bupati (Pilbup) Belitung Timur 2016.
Menurut Ferry, pernyataan Kobalen tak ada hubungan dengan ucapan Yusril yang menuntut calon presiden (capres) Prabowo Subianto dapat memberi jaminan agar Partai Gerindra tidak "menggergaji" atau menggerus suara partai koalisi. Termasuk suara PBB jika bergabung dalam tim sukses pasangan capres-cawapres nomor 02.
"Itu pernyataan ngaco karena tak ada korelasi antardua hal tersebut," kata Ferry, seperti dilansir Antara.
PBB, menurut dia, sudah total dalam membantu Prabowo-Hatta Rajasa maju di Pilpres 2014. Selain itu, PBB juga turut membantu Sandiaga dalam Pilgub DKI 2017 lalu.
Bagi Ferry, istilah "menggergaji" yang dimaksud Yusril merujuk pembagian zona daerah pemilihan (dapil).
"Bagaimana Ketum PBB meminta apa ada jaminan PBB bisa menang di dapil yang ada caleg Gerindranya, jika PBB berkoalisi di dalam Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi," ujarnya.
Afriansyah menilai, dukungan Gerindra pada kakak kandung Yusril, Yuslih Ihza Mahendra di Pilbup Belitung Timur lebih didasari figuritas calon kepala daerah.
"Yuslih itu bagus, maka Gerindra ikut berkoalisi," ungkapnya.
Â
Â
Yusril Takut Digergaji
Sebelumnya, Yusril Ihza Mahendra menyatakan tidak mendukung Prabowo-Sandi lantaran takut 'digergaji' Partai Gerindra. Ahli hukum tata negara itu menuturkan, Sandiaga pernah mengajaknya bergabung.
Namun Yusril mempertanyakan soal nasib partai pendukung Prabowo-Sandi, utamanya soal strategi yang disiapkan agar partai pendukung juga berjaya di Pileg 2019. Prabowo-Sandi, kata Yusril, tidak memberikan jawaban pasti.
Pernyataan ini memancing reaksi dari Ketua DPP Partai Gerindra AS Kobalen yang menyebut ucapan Yusril tidak beralasan dan tendensius. Ia juga menyinggung, Yusril pernah meminta ke Partai Gerindra agar membantu politisi PBB Yuslih Ihza Mahendra yang tak lain merupakan kakak kandung untuk maju pada Pilbup Belitung Timur.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement