Sukses

4 Kritik Keluarga Soeharto pada Pemerintahan Jokowi

Jelang Pilpres 2019, keluarga Presiden Kedua Indonesia Soeharto kerap melancarkan kritik kepada pemerintahan Presiden Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Pilpres 2019, keluarga Presiden Kedua Indonesia Soeharto kerap melancarkan kritik kepada pemerintahan Presiden Jokowi. Mereka yang kerap bersuara adalah Titiek Soeharto dan Tommy Soeharto.

Berikut ini kritik-kritik tajam Titiek dan Tommy Soeharto yang kini menjadi politikus Partai Berkarya kepada pemerintahan Jokowi:

1. Pengangguran

Titiek Soeharto bersuara lantang terkait masih banyaknya pengangguran dan penyelundupan narkoba. Pemerintah dinilai belum mampu menangani kedua masalah tersebut. Ia menyebut, masih ada 7 juta orang menganggur dan membutuhkan pekerjaan.

Di samping itu, kondisi ekonomi juga dinilai mencekik dan Indonesia malah dibanjiri tenaga kerja asing. "Sungguh menyedihkan pemerintah tidak berkomentar," katanya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

2 dari 4 halaman

2. Impor Pangan

Tak hanya masalah pengangguran dan penyelundupan narkoba, Titiek juga mengkritik pemerintahan Jokowi terkait dengan masalah sumber daya alam Indonesia. Padahal, tanah Indonesia sangat subur.

Tanah yang subur adalah karunia Tuhan. Namun, mengapa Indonesia tidak mampu mengolahnya. "Sehingga apa-apa masih impor," katanya.

 

3 dari 4 halaman

3. Utang

Tommy Soeharto juga mengkritik pemerintahan Jokowi. Ia prihatin dengan kondisi utang yang membengkak.

"Kita sangat prihatin sekali 20 tahun kita telah melakukan reformasi bukan kemajuan tapi keprihatinan. Kita punya utang sampai Rp 5 ribu triliun menurut laporan BI. Utang wajar tapi kita harus tahu kapan utang bisa dilunasi," ujar Tommy.

 

4 dari 4 halaman

4. Investasi Asing

Tommy juga mengkritik kebijakan pemerintah yang saat ini banyak memberikan kelonggaran terhadap investasi asing. Tak hanya itu, kebijakan impor yang dijalankan pemerintahan Jokowi tak luput dari kritikan putra bungsu Soeharto ini.

"Sekarang investasi asing bukan hanya membawa modal. Tapi juga membawa orangnya. Ini memprihatinkan sementara pengangguran di Indonesia semakin meningkat yang tidak mendapatkan penyaluran yang baik," katanya.

 

Reporter: Fellyanda Suci Agiesta

Sumber: Merdeka.com