Sukses


Hidayat Nur Wahid: Indonesia Terbuka bagi Lulusan dari Timur Tengah dan Pesantren

Hidayat Nur Wahid: Indonesia sangat terbuka bagi lulusan dari Timur Tengah dan pesantren.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid, menerima Dewan Pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Timur Tengah dan Afrika (Timtengka) di Ruang Kerja, Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Jakarta, Kamis (15/11/2018). Dalam pertemuan itu, ia mengatakan bahwa Indonesia saat ini sangat terbuka bagi lulusan dari Timur Tengah dan pesantren.

Hidayat menjelaskan, Indonesia tidak menutup peluang lulusan dari Timur Tengah untuk berkarya dan berkontribusi di Indonesia. Semua warga negara Indonesia memiliki peluang yang sama.

Saat ini, peluang bagi lulusan Timur Tengah dan ilmu agama di Indonesia sangat terbuka. Contohnya, KH Ma’ruf Amin maju sebagai calon wakil presiden. Begitu juga di Jawa Tengah dan Jawa Timur, banyak calon gubernur dan calon wakil gubernur dari golongan kiai.

“Ini menandakan Indonesia sangat terbuka bagi lulusan dari Timur Tengah dan pesantren. Sudah banyak lulusan dari Timur Tengah yang kembali ke Indonesia dan menjadi pahlawan nasional,” ujar Hidayat.

Para lulusan Timur Tengah itu bisa dilakukan dengan menjadi da’i, guru, pimpinan lembaga, pimpinan pesantren, birokrat, anggota dewan, menteri, pimpinan MPR, dan presiden.

“Saya bisa menjadi Ketua MPR (periode 2004 – 2009) dan Wakil Ketua MPR (periode 2014 – 2019). KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bisa jadi presiden. Kami berdua adalah lulusan pesantren dan Timur Tengah,” ucap Hidayat.

Untuk itu, dirinya berpesan kepada pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam PPI Timtengka untuk fokus belajar agar ketika kembali ke Indonesia telah menjadi ulama yang memahami Islam dengan pemahaman benar. Sebab, Indonesia sekarang ini masih kekurangan ulama dengan kapasitas keilmuan tinggi dan pemahaman yang benar.

“Jadilah Anda pakar dan rujukan ilmu setelah menyelesaikan pendidikan di Timur Tengah nanti. Seperti ustaz Abdul Somad. Keilmuannya tidak tiba-tiba, tetapi sudah dimulai dan dipersiapkan saat kuliah di Mesir dan Maroko,” kata Hidayat.

Dewan Pengurus PPI yang hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya Muhammad Ruhiyat Haririe (PPI Sudan), Ikhwan Hakim Rangkuti (Kordinator PPI Timtengka 2017 – 2018), Tohirin (PPI Yaman), Rifqi Taqiuddin Syarif (PPI Sudan), dan Ali Zulfikar.

Sebelumnya, dalam pertemuan itu Koordinator PPI Timtengka 2018 – 2019 dan PPI Sudan, Muhamamd Ruhiyat Haririe mengucapkan terima kasih atas perhatian Hidayat Nur Wahid terhadap mahasiswa Indonesia di Timur Tengah.

“Bapak Hidayat Nur Wahid menjadi teladan dan rujukan bagi mahasiswa Indonesia di Timur Tengah karena kontribusinya pada umat, rakyat, dan negara Indonesia,” ujarnya.

 

 

(*)