Liputan6.com, Jakarta Selama empat tahun berkarya di Republik Indonesia di bawah Pemerintahan Jokowi – Jusuf Kalla dan kepemimpinan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Kementerian Pertanian berhasil mencatatkan prestasi yang membanggakan untuk mendukung pembangunan Indonesia.
Secara khusus, Ditjen PSP fokus pada usaha untuk mendukung pembangunan empat sub sektor komoditas, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Dukungan yang diberikan berupa pengembangan dan pengelolaan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan, pengembangan sistem pembiayaan usaha pertanian yang fleksibel dan sederhana.
Baca Juga
Selain itu, Ditjen PSP juga mendukung pengembangan sistem mekanisasi pertanian melalui kebijakan pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan arah pembangunan pertanian, dan pengembangan pemanfaatan lahan rawa melalui kegiatan optimasi lahan rawa dan rawa pasang surut.
Advertisement
Berikut ini beberapa prestasi yang berhasil dicatatkan Dirjen PSP Kementerian Pertanian
Membangunkan Raksasa Tidur
Menteri Pertanian Andi Amran mendeskripsikan lahan rawa sebagai raksasa tidur. Lahan rawa di Indonesia mencapai luas 33,4 juta ha yang terdiri dari lahan pasang surut seluas 20,1 juta ha dan rawa lebak seluas 13,3 juta ha adalah sebuah potensi besar yang belum bisa di maksimalkan.
Oleh karena itu, Kementerian Pertanian berusaha membangunkan raksasa tersebut. Dengan pilot project yang digulirkan sukses mengoptimalkan 750 hekter lahan rawa di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Kunci dari keberhasilan proyek ini adalah sistem pengelolaan air yang dilaksanakan secara optimal.
Tidak berhenti di penggarapan lahan, Kementerian Pertanian terus bekerja dengan para petani yang menggarap lahan rawa tersebut dengan bantuan ekskavator dan pompa gratis. Raksasa tidur berupa rawa tersebut berhasil dibangunkan, dan terbukti produktif dengan indeks pertanamannya mencapai tiga kali dalam setahun.
Â
Pengelolaan Urat Nadi Pertanian
Sistem irigasi adalah urat nadi dalam denyut kehidupan pertanian. Distribusi air yang berkesinambungan adalah kunci bagi suksesnya pertanian. Oleh karena itu pentingnya pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi adalah salah satu tantangan dunia pertanian yang secara konsisten berusaha dijawab oleh Ditjen PSP.
Melalui program pengembangan dan pengelolaan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan, selama 4 (empat) tahun kinerja Ditjen PSP telah berhasil mengembangkan rehabilitasi jaringan irigasi, irigasi perpompaan serta pengembangan embung/ dam parit/ long storage.
Dalam kurun waktu 2015 – 2018 telah dilaksanakan program rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3,14 juta hektar. Realisasi terbanyak terjadi pada tahun 2015 yang mencapai 2,45 juta hektar. Dan realisasi paling kecil pada tahun 2017 seluas 99,95 ribu hektar.
Motor Penggerak Pertanian
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai swasembada pangan adalah dengan meningkatkan Indeks Pertanaman. Pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan) adalah kunci penting dalam usaha tersebut karena dapat meningkatkan efisiensi usaha tani hingga 35-48 persen.
Selama ini, Ditjen PSP telah menyalurkan bantuan alsintan tidak kurang dari 350 ribu unit, yang terdiri dari traktor roda dua, traktor roda empat, pompa air, rice transplanter, cooper, cultivator, exavator, hand sprayer, implemen alat tanam jagung dan alat tanam jagung semi manual.
Pada tahun 2015 alsintan yang disalurkan sebanyak 54.083 unit, pada tahun 2016 sebanyak 148.832 unit, pada tahun 2017 sebanyak 82.560 unit, dan pada tahun 2018 sebanyak 112.525 unit. Alsintan tersebut telah diberikan kepada kelompok tani/gabungan kelompok tani, UPJA dan brigade alsintan.
Melindungi Tanaman Padi dan Hewan Ternak
Salah satu tantangan terbesar dalam dunia pertanian dan perternakan adalah kerugian yang ditimbulkan setalah terjadinya gagal panen atau kematian hewan ternak. Segala usaha para petani dan peternak seolah hilang begitu saja. Sudah menjadi tugas Ditjen PSP menjawab tantangan untuk melindungi para petani dan peternak jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu Kementrian Pertanian dibantu oleh Jasindo sebagai penyedia jasa asuransi membuat Asuransi Usaha Tanaman Pangan (AUTP) dan Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTSK) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2016.
AUTSK menjamin hewan ternak dengan premi Rp 200.000 per ekor per tahun, dimana rp 160.000 ditanggung pemerintah dan sisa Rp 40.000 dari swadaya petani dengan ganti rugi yang dibayarkan sebesar Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) per ekor. Sementara Ganti rugi yang ditawarkan AUTP sebesar Rp. 6.000.000 (enam juta rupiah) per hektar, dengan masa pertanggungan sampai dengan masa panen ( 4 bulan).
Â
(*)