Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PPP M Romahurmuziy menyarankan agar guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Indonesia dapat menangkal radikalisme. Salah satunya paham dan menguasai teknologi informasi termasuk media sosial, karena paham itu masuk melalui ranah tersebut.
Hal ini diutarakan saat menjadi pembicara di Diskusi Panel Sarasehan Nasional para Guru Pendidikan Agama Islam di Bekasi, Rabu (21/11/2018).
Baca Juga
"Saat ini, paham tersebut menyerang melalui berbagai cara dan berbagai lini. Di antaranya melalui radio, televisi, juga media sosial," ucap pria yang akrab disapa Romi itu.
Advertisement
Pria yang menjabat Dewan Pembina Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) ini menegaskan, tantangan utama bangsa Indonesia saat ini, salah satunya paham radikalisme yang dibawa gerakan-gerakan yang mengatasnamakan Islam serta menyerang melalui berbagai cara. Di antaranya mereka menyasar kalangan para pelajar.
Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk Islam, Indonesia juga dijadikan sebagai laboratorium gerakan-gerakan Islam.
"Persoalannya adalah, apakah kita bisa memilah mana gerakan yang bermuatan politis, dan mana gerakan yang berbahaya dan membawa paham radikalisme. Itulah pentingnya pendidikan Islam yang benar, yang didasarkan nilai-nilai kelembutan," ungkap Romi.
Â
Jadi Filter
Karenanya, guru-guru PAI inilah yang akan menjadi filter dan bisa menetralisir paham-paham yang dianggap bisa memecah belah bangsa.
"Tentu saja kita tidak ingin menjadi seperti Suriah yang hancur dikarenakan pertikaian sekterian yang disebabkan faham-faham radikal," jelas Romi.
Selain itu, dia meminta para guru PAI agar menyampaikan Islam adalah agama yang penuh kelembutan.
"Islam adalah agama yang rahmatan lilalamin, yang membawa kedamaian dan kasih sayang, bukan agama yang mengajarkan kekerasan dan radikalitas," pungkas Romi.
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement