Sukses

Mobil Esemka Jangan untuk Kepentingan politik

Mobil Esemka memiliki kandungan lokal 80 persen. Dibuat dan dirakit oleh siswa-siswa SMKN 2 Solo, SMKN 5 Solo, dan SMK Warga Solo yang didampingi oleh Kiat Motor, Klaten.

Liputan6.com, Jakarta: Mobil SUV Esemka menambah daftar prestasi anak bangsa dalam bidang teknologi, khususnya otomotif. Setelah beberapa jenis mobil produksi nasional muncul kemudian tenggelam tak terdengar purnajualnya, Esemka menjadi angin segar dan seakan mengingatkan kembali akan potensi dan kreativitas bangsa ini. Apalagi Esemka didisain dan diproduksi oleh siswa SMK yang memiliki modal kecil.

"Ini menjadi pelajaran untuk para pemangku kebijakan negeri kita. Dengan modal terbatas, siswa SMK mampu merakit mobil seperti itu. Seharusnya pemerintah langsung tanggap merespons potensi dan kreativitas anak bangsa ini. Jangan dikorbankan hanya karena kepentingan politik," Kata Jazuli Juwaini, anggota Komisi VIII DPR RI Kepada liputan6.com di Jakarta, Kamis (5/1).

Menurut Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, industri otomotif dalam negeri tidak bangkit-bangkit karena berbagai hambatan, terutama di level pengambil kebijakan. Menurutnya hal itu bisa jadi adanya orang-orang yang selama ini menikmati keuntungan dan merasa terganggu jika industri dalam negeri bangkit.

"Indonesia punya banyak SDM yang pintar dan kreatif serta diakui di dunia internasional. Contohnya di Honda, Toyota, Ford banyak disainer dan SDM andalannya berasal dari Indonesia. Protonnya Malaysia saja sampai sekarang belum jelas keuntungannya. Tapi mobil nasional Malaysia tersebut didukung oleh kebijakan pemerintahnya. Sama seperti Korea dan Jepang. Pemerintah mereka sangat mendukung kemandirian industri otomotif," papar Jazuli.

Mobil Esemka memiliki kandungan lokal 80 persen. Dibuat dan dirakit oleh siswa-siswa SMKN 2 Solo, SMKN 5 Solo, dan SMK Warga Solo yang didampingi oleh Kiat Motor, Klaten. Artinya mobil Esemka benar-benar murni hasil karya anak-anak Indonesia. Hal ini harus dihargai dan didukung oleh pemerintah.

"Hentikan pro kontra layak tidaknya mobil tersebut sebagai mobil dinas pejabat, dan jangan ada politisasi berlebihan dari karya inovasi anak-anak kita ini. Mari kita sama-sama apresiasi karya ini dengan mendorong pemerintah memfasilitasi pengembangan dan kelayakannya agar terwujud sebagai mobil nasional dan awal dari bangkitnya kemandirian industri otomotif dalam negeri." pungkas Jazuli.(ULF)

    Video Terkini