Sukses

Menko Polkam: GAM Itu Teroris

Menko Polkam menegaskan kekerasan yang dilakukan separatis GAM adalah aksi terorisme yang mesti ditumpas. Pemerintah akan mengirim tim ke Aceh untuk berdialog dengan sejumlah elemen masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah menyatakan aksi kekerasan yang dilakukan separatis Gerakan Aceh Merdeka di Aceh adalah aksi terorisme yang harus ditindak tegas. Karenanya, kebijakan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam akan direvisi. Selain itu, pemerintah juga akan menerapkan tindakan tegas dengan beberapa pilihan. Misalnya meneruskan dialog dengan memperluas operasi militer atau mengubah Tertib Sipil menjadi Darurat Sipil. "Aksi GAM adalah terorisme. Dunia pun sudah diberitahu tentang aksi tersebut. Sekarang terserah menanggapinya," ujar Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono seusai menghadiri Sidang Kabinet di Jakarta, Kamis (4/7) siang.

Pemerintah juga akan mengirimkan tim ke Provinsi NAD untuk berdialog dengan anggota DPRD, tokoh adat, agama, aktivis lembaga swadaya masyarakat, dan warga. Tapi, ia menegaskan bahwa pemerintah tak akan berdialog dengan GAM. Tim yang dipimpinnya itu akan berangkat dua pekan lagi dan berada di Aceh selama sepekan. Hasilnya akan dibawa ke Jakarta untuk digunakan sebagai bahan merumuskan kebijakan baru tentang Aceh [baca: Presiden Megawati: Tindak Tegas GAM].

Sementara itu, sebanyak 550 personel TNI dari Batalyon Infanteri 133 Yudha Sakti, Komando Daerah Militer I Bukit Barisan, tiba di Aceh. Mereka akan mengamankan proyek vital nasional (Provitnas) di Kompleks Exxon Mobil di Lhoksukon, Aceh Utara. Kedatangan pasukan itu untuk menggantikan posisi pasukan Yonif Linud 432 Rajawali Satu, yang sudah berakhir masa tugasnya. Pemulangan prajurit Rajawali Satu itu menggunakan Kapal Motor Kau melalui Pelabuhan Krung Gelukuh, Aceh [baca: Prajurit Yonif Linud 432 Ditarik dari Aceh].

Komandan Satuan Tugas Penerangan Operasi Pemulihan Keamanan Aceh Utara Kolonel TNI Infanteri Soenarko meminta kepada pasukan pengganti agar meneruskan keberhasilan pasukan lama. Selain itu, langkah pengamanan ini juga sebagai bentuk perlindungan terhadap para karyawan Provitnas dari ancaman teror dan penculikan yang kini kembali marak [baca: KSAD: TNI Tetap Bersikap Tegas di Aceh]. Saat ini, di PT Exxon Mobil bersiaga sebanyak tiga batalyon pasukan TNI yang berasal dari Kodam I Bukit Barisan dan Kodam III Siliwangi.

Kamis siang tadi dilaporkan, Komandan Komando Resor Militer 011 Lilawangsa Kolonel Infanteri A.Y. Nasution, meninjau langsung lokasi tumbangnya tiga menara Perusahaan Listrik Negara di wilayah Aceh Timur. Rombongan juga melihat dari dekat lokasi penembakan anggota Koramil 13 Kutilang, Sersan Kepala Syaiful Anwar, yang ditembak sepulang dinas di Kampung Rambong, Kecamatan Bendahara, Aceh Timur, beberapa waktu silam.(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)
    Video Terkini