Liputan6.com, Jakarta: Anggota DPR Fraksi Demokrat, Mirwan Amir membantah kalau dirinya adalah "Ketua Besar" sebagaimana tudingan yang dilontarkan terdakwa kasus suap wisma atlet, M Nazaruddin.
Mirwan mengaku bingung dengan pernyataan Nazar. Pasalnya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu juga sempat menyebut nama Ketua Badan Anggaran DPR, Melchias Markus Mekeng sebagai "Ketua Besar" itu. Mirwan pun menilai kondisi Nazar sedang dalam keadaan tidak stabil
"Mungkin kondisi Nazar tidak stabil, selalu berbeda yang dibicarakan. Saya tidak tahu kenapa saya disebut inisial MA," katanya di DPR, Jakarta, Jumat (13/1).
Terkait tudingan serupa yang dilontarkan Mindo Rosalina Manullang, bekas anak buah Nazar melalui pengacaranya. Mirwan juga membantahnya "Itu kan hanya katanya. Tidak boleh pakai katanya. Saya tidak tahu apa-apa."
Selain soal istilah "Ketua Besar", Mirwan yang juga duduk sebagai wakil ketua banggar menolak kalau dituding sebagai orang yang mengancam Rosa belakangan ini. Ia mengaku tak tahu siapa yang mengancam Rosa. "Ada urusan apa ancam mengancam. Kita tidak sampai kepikiran ke situ," ujarnya.
Nama Mirwan Amir muncul dari pernyataan pengacara Nazaruddin yang mengatakan kliennya itu menyebut Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Mirwan Amir sebagai "Ketua Besar". Sedangkan sebutan "Bos Besar" adalah Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.(ADI/MEL)
Mirwan mengaku bingung dengan pernyataan Nazar. Pasalnya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu juga sempat menyebut nama Ketua Badan Anggaran DPR, Melchias Markus Mekeng sebagai "Ketua Besar" itu. Mirwan pun menilai kondisi Nazar sedang dalam keadaan tidak stabil
"Mungkin kondisi Nazar tidak stabil, selalu berbeda yang dibicarakan. Saya tidak tahu kenapa saya disebut inisial MA," katanya di DPR, Jakarta, Jumat (13/1).
Terkait tudingan serupa yang dilontarkan Mindo Rosalina Manullang, bekas anak buah Nazar melalui pengacaranya. Mirwan juga membantahnya "Itu kan hanya katanya. Tidak boleh pakai katanya. Saya tidak tahu apa-apa."
Selain soal istilah "Ketua Besar", Mirwan yang juga duduk sebagai wakil ketua banggar menolak kalau dituding sebagai orang yang mengancam Rosa belakangan ini. Ia mengaku tak tahu siapa yang mengancam Rosa. "Ada urusan apa ancam mengancam. Kita tidak sampai kepikiran ke situ," ujarnya.
Nama Mirwan Amir muncul dari pernyataan pengacara Nazaruddin yang mengatakan kliennya itu menyebut Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Mirwan Amir sebagai "Ketua Besar". Sedangkan sebutan "Bos Besar" adalah Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.(ADI/MEL)