Sukses

Cerita Penangkapan Pembunuh Sekeluarga di Bekasi yang Ternyata Tak Disengaja

Pelarian Haris berakhir dan dia diringkus jajaran Subdit Resmob Polda Metro Jaya saat berada disebuah saung di Kaki Gunung Guntur.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 62 adegan dilakukan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat. Rekontruksi dimulai dari kediaman Diperum Nainggolan, kos-kosan, klinik, hingga ke sebuah saung di Kaki Gunung Guntur, Jawa Barat, saat tersangka Haris Simamora alias HS melarikan diri.

Haris yang mengaku sakit hati nekat menghabisi saudaranya sendiri dengan sebuah linggis. Bahkan, Haris membawa lari mobil Nissan X Trail, empat buah handphone, dan uang jutaan rupiah milik korban.

Namun, pelarian Haris berakhir dan dia diringkus jajaran Subdit Resmob Polda Metro Jaya saat berada disebuah saung di Kaki Gunung Guntur. Pengungkapan kasus pembunuhan keluarga Diperum Nainggolan, tak lepas dari pengalaman dan juga insting dari jajaran Subdit Resmob Polda Metro Jaya.

Kanit V Subdit Resmob Polda Metro Jaya Kompol Ridwan Soplanit yang memimpin rekonstruksi mengungkapkan, alasan ia membawa anggotanya memburu Haris hingga ke Garut berdasarkan pengalaman dari pengungkapan kasus.

"Intinya ini semua insting anggota. Kami menduga kuat tersangka akan menjual mobil Nissan X-Trail di daerah Garut," katanya di kaki Gunung Guntur, Kamis (22/11/2018) malam.

Atas dasar itu, ia meluncur ke Garut. Bahkan kata Ridwan, ke Garut pun untuk memburu Mobil Nissan X-Trail, bukan mencari pelaku. Sebab, personel sudah dibagi tugasnya masing-masing.

"Kita pertama ke Garut memang mau cari mobil bukan tersangka. Karena kami anggap tersangka sudah tidak di Garut karena signal handpone HS tidak aktif. Jadi tujuan kita hunting keliling Garut untuk cari mobil. Jadi kalau ada Nissan X-Trail, kami berhenti, kami foto benar atau tidak ini mobilnya," ujarnya.

Dalam mencari mobil, mantan Kapolsek Sawah Besar ini mengaku tak sengaja menemukan Haris saat dirinya dan tim singgah di rumah makan.

"Saya tiba-tiba berhenti di rumah makan, saya padahal tidak lapar. Tim lagi makan, kita lihat ini sinyal (handphone) aktif, posisinya kalau digaris lurus di belakang kami. Kami akhirnya ke sana dan menemukan pelaku," jelas Ridwan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

Berakhir di Saung

Ketika tiba di lokasi, tim melihat seorang pemuda tengah terlelap disebuah saung berukuran 2x2,5 meter yang hanya dapat menampung lima hingga enam orang.

Saung itu terbuat dari anyaman bambu dan beralaskan karpet. Di saung itulah tersangka ditangkap personel kepolisian.

"Ya di sana ditangkapnya, sama polisi badannya gede-gede, Mas. Ada banyak, empat orang (polisi)," kata penjaga saung, Anto di Kaki Gunung Guntur, Kamis malam.

Kata Anto, tersangka saat itu tak lantas dibawa polisi, tapi diajak bicara dulu.

"Nggak, dibanguninnya pelan-pelan, saya saja nggak tahu kalau itu pelaku," ujarnya.

 

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka.com