Sukses

Amien Rais Akan Jewer Ketum Muhammadiyah, Buya Syafi'i: Tak Usah Didengar

Muhammadiyah memberikan kebebasan pada anggotanya. Itu sesuai Muktamar Ujung Pandang 1971 lalu. Diperkuat Panwil dan berbagai kesempatan.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafi'i Ma'arif meminta jangan mendengarkan pernyataan Amien Rais yang ingin menyentil Haedar Nasir. Amien ingin Muhammadiyah bersikap di Pilpres 2019.

Adapun hal ini disampaikannya saat hadir dalam acara soft launching buku Merawat Kewarasan Publik: Refleksi Kritis Kader Intelektual Muda tentang Pemikiran Ahmad Syafi'i Ma'arif di PP Muhammadiyah, Jakarta.

"Halah jewer-jewer, enggak usah diperhitungkan itu. Muhammadiyah memberikan kebebasan pada anggotanya. Itu sesuai Muktamar Ujung Pandang 1971 lalu. Diperkuat Panwil dan berbagai kesempatan. Saya rasa (kebebasan) ini bagus. Sebagai ormas sipil, yang lahirnya mendahului bangsa dan negara. Jadi kita enggak perlulah ada jewer-jewer itu. Enggak usah didengar itu," ucap Syafi'i di lokasi, Jumat (23/11).

Dia menuturkan, semuanya diserahkan saja ke warga Muhammadiyah. Asal jangan sampai tidak memilih atau Golput.

"Jadi itu serahkan saja pada warganya (warga Muhammadiyah) sebagai warga negara. Tapi jangan golput. Bukan netral, jadi bebas menentukan pilihan. Tidak digiring dan diarahkan pada satu calon atau partai," ungkap Syafi'i.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

Tokoh Sentral

Dia pun menegaskan dirinya bukan tokoh sentral lagi di PP Muhammadiyah. Hal ini berlaku sama dengan Amien Rais.

"Dulu, sekarang enggaklah. Sekarang Haedar tokoh sentralnya. Bukan Amien, bukan saya. Haedar," tutur dia.

Karenanya, menurut dia, semua harus mengikuti masukan dan arahan dari Haedar selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah.

"Iyalah. Dalam struktur yang dipilih Muktamar. Sehingga dia apa, pegang kendali fungsi, itu kan Ketua yang sekarang ini," pungkasnya.