Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menargetkan 72.000 guru kejuruan mengikuti pelatihan khusus hingga 2018.
"Target kita ya 72.000 guru, ini untuk guru vokasi hingga 2018," kata Muhadjir ketika ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin malam, 26 November 2018 seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga
Ia menyebut pihaknya melaksanakan pelatihan khusus guru berupa penataran agar mendorong peserta didik memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (High Order Thinking Skills).
Advertisement
"Kita adakan penataran besar mengenai HOTS ini," katanya.
Ia menyebut Presiden Jokowi dalam pertemuan itu meminta pembenahan dari hal yang bersifat fundamental.
"Kalau di Kemendikbud yang fundamental ya guru. Ini yang harus dibenahi," katanya. Menurut dia, guru harus diberi pemahaman untuk menyonsong revolusi industri keempat. Guru harus bisa membuat anak berpikir kritis, kreatif, inovatif, kolaboratif.
"Juga memiliki keterampilan komunikasi yang bagus serta percaya diri. Untuk ini makanya kita adakan penataran HOTS untuk guru," ujar Muhadjir.
Ia menyebutkan, penataran HOTS sudah mulai dilakukan dua tahun yang lalu. "Makanya saat ujian kita menggunakan metode HOTS karena gurunya sudah kita latih sampai hal teknis," katanya.
Mendikbud menyebutkan saat ini untuk guru Matematika sudah mencapai standar itu.
"Untuk guru Matematika sudah hampir seluruhnya yang merupakan kerja sama dengan pabrik kalkulator Casio, juga kita kirim guru ke Jepang untuk mengikuti pelatihan," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Persiapan Industri 4.0
"Untuk SMA makanya kemarin mereka menjerit-jerit, kan, karena metode baru. Kita berlakukan HOTS ini mulai ke bawah. Ia meminta HOTS tidak hanya diartikan sebagai penguasaan tentang teori-teori critical thinking, analitical thinking, solution thinking, tapi juga metode pembelajaran," kata dia.
Mendikbud menyebutkan sebenarnya industri keempat ini salah satu celah yang bisa diisi industri kreatif yang unik, tidak melalui pabrikasi dan tidak berulang.
"Harus unik, sekarang trennya itu dan kita sangat kaya dengan produk seperti itu yang dieksplorasi," tandas Muhadjir.
Advertisement