Liputan6.com, Sleman: Apakah Anda rindu dan sangat menyukai suasana pedesaan lengkap dengan tradisi dan budaya yang masih alami? Silakan datang ke Desa Wisata Brayut di Pendowoharjo, Sleman, DI Yogyakarta. Di sini rumah-rumah masih terlihat asri dan asli dalam bentuk joglo dan limasan.Â
Desa Wisata ini tak jauh dari pusat Kota Yogyakarta, kira-kira hanya sekitar 15 kilometer. Rumah-rumah tradisional yang memang masih alami dan tetap dipertahankan keasliannya tersebut disewakan. Masyarakat yang sudah bosan dengan keriuhan kehidupan kota dan ingin merasakan ketenangan suasana desa bisa menginap live ini di sini. Tak perlu khawatir mahal. Karena untuk menginap di sini pengunjung hanya dipungut biaya Rp 55 ribu per hari.
Suasana alam pedesaan di Desa Brayut ini pun diperlengkapi dengan kehidupan bercocok tanam, menggembala kerbau atau beternak sapi seperti layaknya aktivitas warga desa pada umumnya. Tak hanya itu. Aktivitas kerajinan dan seni budaya juga ada di sini.
Animo masyarakat luas pada Desa Wisata yang mulai dirintis sejak 1999 ini terus bertumbuh. Menurut pengelola Desa Wisata, Sudarmadi, para pengunjung bukan hanya dari kota-kota sekitar Yogyakarta saja, tapi juga turis asing amat menyukai wisata ini. Jika pengunjung ingin membeli hasil kerajinan, atau makanan khas di Desa Wisata ini, pihak pengelola pun menyediakannya. Di antaranya ada krispi jamur, bakpia, dan kopi merapi. (Vin)
Desa Wisata ini tak jauh dari pusat Kota Yogyakarta, kira-kira hanya sekitar 15 kilometer. Rumah-rumah tradisional yang memang masih alami dan tetap dipertahankan keasliannya tersebut disewakan. Masyarakat yang sudah bosan dengan keriuhan kehidupan kota dan ingin merasakan ketenangan suasana desa bisa menginap live ini di sini. Tak perlu khawatir mahal. Karena untuk menginap di sini pengunjung hanya dipungut biaya Rp 55 ribu per hari.
Suasana alam pedesaan di Desa Brayut ini pun diperlengkapi dengan kehidupan bercocok tanam, menggembala kerbau atau beternak sapi seperti layaknya aktivitas warga desa pada umumnya. Tak hanya itu. Aktivitas kerajinan dan seni budaya juga ada di sini.
Animo masyarakat luas pada Desa Wisata yang mulai dirintis sejak 1999 ini terus bertumbuh. Menurut pengelola Desa Wisata, Sudarmadi, para pengunjung bukan hanya dari kota-kota sekitar Yogyakarta saja, tapi juga turis asing amat menyukai wisata ini. Jika pengunjung ingin membeli hasil kerajinan, atau makanan khas di Desa Wisata ini, pihak pengelola pun menyediakannya. Di antaranya ada krispi jamur, bakpia, dan kopi merapi. (Vin)