Liputan6.com, Jakarta: Pro-kontra mewarnai keputusan pemerintah membeli pesawat kepresidenan. Masyarakat keberatan jika pemerintah harus membeli pesawat kepresidenan di tengah kondisi yang belum menentu. Apalagi harga pesawat itu tidak murah, yakni sekitar Rp 820 miliar.
Menurut Maryono, warga, sebaiknya pemerintah lebih bijak dalam penggunaan anggaran. Sebab masih banyak warga yang didera kemiskinan. Infrastruktur juga belum memadai. Dalam kata lain, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan dibanding dengan membeli pesawat mahal.
Namun pemerintah sudah memesan pesawat yang dimaksud. Menurut Sekretaris Menteri Kabinet Lambock V. Nahattands, pesawat yang dipesan adalah Boeing 737-800, lengkap dengan fitur keamanan kelas VVIP. Efektivitas dan efisiensi menjadi alasan pembelian pesawat.
Rencananya, pesawat tersebut sudah bisa digunakan pada Agustus mendatang. Selama ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selalu menyewa pesawat dari maskapai Garuda Indonesia dalam melakukan perjalanan dinasnya, baik dalam maupun luar negeri.(ULF)
Menurut Maryono, warga, sebaiknya pemerintah lebih bijak dalam penggunaan anggaran. Sebab masih banyak warga yang didera kemiskinan. Infrastruktur juga belum memadai. Dalam kata lain, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan dibanding dengan membeli pesawat mahal.
Namun pemerintah sudah memesan pesawat yang dimaksud. Menurut Sekretaris Menteri Kabinet Lambock V. Nahattands, pesawat yang dipesan adalah Boeing 737-800, lengkap dengan fitur keamanan kelas VVIP. Efektivitas dan efisiensi menjadi alasan pembelian pesawat.
Rencananya, pesawat tersebut sudah bisa digunakan pada Agustus mendatang. Selama ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selalu menyewa pesawat dari maskapai Garuda Indonesia dalam melakukan perjalanan dinasnya, baik dalam maupun luar negeri.(ULF)