Sukses

Istana Negara Juga Akan Dibuka untuk Umum

Presiden Megawati Sukarnoputri dalam waktu dekat akan membuka Istana Negara di Jalan Veteran, Jakpus, untuk umum. Bangunan berusia 206 tahun itu sekarang sebagai kantor kepresidenan.

Liputan6.com, Jakarta: Setelah Istana Merdeka yang terletak di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, dinyatakan terbuka untuk umum [baca: Istana Merdeka Kembali Dibuka untuk Umum], kini giliran Istana Negara di Jalan Veteran, Jakpus, dapat dikunjungi dalam waktu dekat. Dewasa ini, bangunan bersejarah tadi bukan saja tempat melantik para pejabat atau menjamu tamu-tamu negara. Namun, istana berumur 206 tahun tersebut kini juga menjadi Kantor Presiden, menyusul keputusan Megawati Sukarnoputri yang tak lagi berkantor di Bina Graha, seperti tiga pendahulunya [baca: Enam Hari Lagi, Megawati Menempati Istana Negara].

Satu di antara simbol negara tersebut adalah bangunan pertama yang ada di Kompleks Istana Jakarta. Bekas kediaman seorang berkebangsaan Belanda ini dibangun pada 1796 dengan luas 3.375 meter persegi. Istana megah ini mempunyai 14 pilar besar yang menyangga bangunan berlantai dua tadi. Saksi bisu era kolonial di Indonesia ini akhirnya dijadikan kediaman resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron van Der Capellen.

Bila berkunjung ke sana, para pengunjung pertama kali akan menemui sebuah hall atau aula. Ruangan inilah yang mengantarkan pada sebuah lorong berisi empat ruang, termasuk ruang kerja Presiden Megawati dan ruang tamu. Kemegahan tempat ini makin kental dengan keberadaan sejumlah patung, keramik, dan lukisan mantan Presiden Soekarno--ayah Megawati.

Memasuki lebih dalam lagi, para pengunjung dapat menyaksikan ruang jamuan yang dilengkapi sejumlah lukisan. Misalnya, "Nyi Roro Kidul" dan "Tiga Wanita" karya Basuki Abdullah. Di tempat inilah, jamuan kenegaraan kerap berlangsung. Keindahan ruangan tersebut kian benderang tatkala mendapat siraman cahaya dari 33 lampu kristal buatan Austria yang memantul pada dua cermin besar di dinding kiri maupun kanan ruang jamuan.

Tak hanya benda-benda warisan era pemerintah Kolonial Hindia Belanda atau cendera mata dari sejumlah negara sahabat ada di gedung ini. Menurut Kepala Bagian Seni Budaya Istana Kepresidenan RI Adek Wahyuni, di Istana Negara juga ditempatkan berbagai kerajinan khas Nusantara. Misalnya, patung Penari Bali yang terbuat dari uang kepeng atau gebyok Kudus berwarna hijau sebagai penyekat ruangan.

Sedangkan ruang pelantikan merupakan saksi bisu utama dalam perjalanan bangsa ini. Mulai masa Presiden RI Pertama Soekarno hingga Presiden RI Kelima Megawati Sukarnoputri, di ruang seluas 1.300 meter persegi serta berciri pilar gaya neoklasik dan bentangan peta Indonesia ini kerap dilakukan pelantikan anggota Kabinet maupun pejabat negara lainnya. Selain itu, juga masih dipertahankan balkon di lantai dua yang berfungsi sebagai tempat penataan cahaya bila ada acara kesenian digelar.

Sementara perpaduan berbagai gaya arsitektur Yunani, Romawi kuno, dan art deco dapat dilihat di Istana Negara. Tengok saja di bagian depan istana, perpaduan gaya Yunani dan Romawi terwakili oleh pilar-pilar khas Romawi kuno. Sedangkan gaya art deco dapat terlihat di bagian belakang istana bersejarah bagi bangsa Indonesia ini.(ANS/Esther Mulyanie dan Binsar Rahadian)
    Video Terkini