Sukses

5 Fakta Kaburnya 113 Napi dari Lapas Ambaro Aceh

Kabag Humas Ditjen PAS Kemenkumham Adek Kusmanto mengatakan, ratusan napi Lapas Ambaro Aceh yang berhasil kabur rata-rata berlatar belakang pidana.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Lambaro Aceh Besar, Kamis malam, 29 November 2018, mendadak rusuh. Sebanyak 113 napi kabur dengan membobol pintu baja dan jendela teralis Lapas saat salat Magrib tengah digelar.

Tercatat ada sekitar tujuh orang sipir yang tengah menjaga Lapas Lambaro saat peristiwa itu terjadi.

Kabag Humas Ditjen PAS Kemenkumham Adek Kusmanto mengatakan, ratusan tahanan yang berhasil kabur rata-rata berlatar belakang pidana.

"Yang jelas di situ ada napi narkoba, ada pidana umum. Dari yang melarikan diri itu berapa napi narkoba atau pidana umum, nanti disampaikan," ujar Adek ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis kemarin.

Pengejaran besar-besaran pun dilakukan. Petugas gabungan dari TNI dan Pola Aceh menyusuri jejak para napi yang diduga menjadi jalur pelarian.

Pada Kamis tengah malam, dari 113 napi yang kabur, sebanyak 22 orang berhasil ditangkap.

"Info terakhir, sudah 22 orang yang tertangkap," sebut Kakanwil Kemenkum HAM Aceh, Agus Toyib kepada Liputan6.com, Aceh, Kamis (29/11/2018).

Berikut fakta-fakta kaburnya ratusan napi dari dalam Lapas Lambaro Aceh yang dirangkum dari Liputan6.com:

2 dari 6 halaman

1. Kabur saat Salat Magrib Berjamaah

Upaya napi untuk kabur rupanya telah direncanakan. Mereka memanfaatkan waktu salat Magrib untuk melarikan diri.

Aceh, sebagai daerah yang mayoritas warganya muslim, sangat kental dengan nilai-nilai Islami. Untuk itu petugas memberikan kesempatan bagi warga binaan yang ingin menunaikan salat berjemaah.

"Sesuai dengan syariah Islam di Aceh yang sangat kental dengan pertimbangan dan penilaian petugas terhadap warga binaan yang dianggap baik, maka petugas lapas memberikan kesempatan mereka untuk menunaikan salat Magrib berjemaah di masjid," kata Direktur Jenderal Permasyarakatan (Dirjen PAS) Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Namun, kesempatan tersebut ternyata disalahgunakan. Ada yang memanfaatkan momen tersebut untuk memprovokasi napi lain untuk mengajak melarikan diri dengan merusak pintu dengan alat barbel dan alat olahraga lainnya.

3 dari 6 halaman

2. Jebol Pagar Baja dan Jendela Teralis

Sebelum peristiwa itu terjadi, Kepala Kesatuan Pengamananan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) dan Kasi Kamtib sempat melihat gelagat aneh. Tiga warga binaan menggedor-gedor pagar ornamesh menggunakan barbel.

"Iya betul. Sekitar Magrib. Menurut laporan yang saya terima, pagar ornamesh jebol dengan menggunakan besi atau linggis. Lalu masuk ke ruangan kantor menjebol jendela kantor yang berteralis," ungkap Kakanwil Kemenkum HAM Aceh, Agus Toyib, dihubungi Liputan6.com, Kamis (29/11/2018) malam.

Saat itu ada tujuh sipir yang berjaga. Ketika mencoba menegur, ketiganya tak menggubris dan malah melakukan perlawanan dengan melempar batu.

4 dari 6 halaman

3. Bersenjata Air Cabai

Perlawanan para napi tak hanya berhenti sampai di situ. Aksi mereka berlanjut dengan menyiramkan air cabai ke mata petugas yang berjaga.

"Ka KPLP kemudian melempar dengan bongkahan batu. Mereka semakin melawan dan menyiram/melemparkan Ka KPLP dengan air yang sepertinya air cabai. Ka KPLP dengan kondisi mata perih, berlari ke P2U," tutur Dirjen PAS Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami.

Setelah berhasil melukai petugas, ratusan napi merangsek masuk ke kantor Lapas yang dulu pernah terbakar. Mereka menjebol teralis jendela dan langsung melarikan diri.

5 dari 6 halaman

4. Lapas Ambaro Aceh Dihuni 726 Napi

Jumlah warga binaan yang menghuni Lapas Kelas II A di Aceh Besar ini tercatat ada sekitar 726 orang. Usai kaburnya 113 tahanan, napi yang tersisa di Lapas Ambaro sebanyak 613 orang.

Saat ratusan napi merangsek keluar lapas, pelarian mereka sempat terekam video. Sambil membawa senjata tajam, mereka terlihat lari ke areal persawahan.

Menurut kesaksian warga, ada dari mereka yang sempat diancam dengan celurit untuk menyerahkan motornya. Korban bernama Nurlaila, karyawan Permodalan Nasional Madani PNM) yang kebetulan melintasi di dekat lapas.

Para napi kemudian kabur ke kawasan Desa Reuleh, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar.

6 dari 6 halaman

5. 7 Sipir Jaga 700 Tahanan

Saat peristiwa itu terjadi, ada tujuh sipir yang tengah berjaga di dalam lapas. Dengan jumlah warga binaan di atas 700 lebih, kondisi tersebut membuat pengawasan kepada tahanan kurang maksimal.

"Ada tujuh orang (sipir)," ujar Kabag Humas Ditjen PAS Kemenkumham Adek Kusmanto ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Hal ini menjadi sebuah peluang bagi para napi untuk melakukan provokasi kepada penghuni lainnya hingga berujung melarikan diri.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: