Sukses

CEO Mobiliari Group Millie Lukito: Tawa Anak-Anak Adalah Obat Stres bagi Saya

Di tengah kesibukan di dunia bisnis, Founder dan CEO Mobiliari Group, Millie Lukito kerap mengunjungi sekolah-sekolah di bawah naungan yayasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Kehadirannya langsung menjadi daya tarik anak-anak di pendidikan usia dini (PAUD) Cahaya Permata Indonesia (CPI) yang berada di rumah susun sewa (rusunawa) Marunda, Jakarta Utara. Anak-anak berhamburan mendekat, cium tangan hingga minta digandeng. 

Sosok itu adalah Millie Lukito pendiri Yayasan Pansophia Nusantara. Senyumnya merekah ketika melihat keceriaan anak-anak berusia 4-5 tahun yang bersemangat mengikuti kegiatan. Apalagi, saat itu, ia ditemani sosok yang berpakaian ala Iron Man. 

Founder dan CEO Mobiliari Group itu mengaku kerap mengunjungi sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan yayasannya. Menurut Millie, keceriaan anak-anak adalah obat stres yang ampuh. 

Tawa polos para bocah, celoteh mereka saat memamerkan hasil karya mereka, bahkan sentuhan-sentuhan manja anak-anak, diyakini Millie Lukito bisa menghilangkan kepenatan deadline kerja atau rasa sedih yang dialaminya. Memberikan energi baru. 

"Sebenarnya, saya mendapatkan lebih banyak dari anak-anak ini. Betapa ceria mereka menyambut kita, bernyanyi, berdansa, itu hadiah dari mereka yang diberikan pada kita. Itu lah motivasi yang paling kuat," kata Millie Lukito kepada Liputan6.com di Jakarta Utara, Jumat (30/11/2018).

Yayasan Pansophia Nusantara telah mendirikan beberapa sekolah gratis di beberapa wilayah di Indonesia. Sekolah-sekolah tersebut diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, yang berusia antara 3-7 tahun.

Sampai sekarang kata dia, terdapat sekitar dua ribu anak uang berada di bawah naungan Yayasan Pansophia Nusantara, termasuk yang bersekolah di PAUD CPI.

Pendiri Yayasan Pansophia Nusantara, Millie Lukito menyapa anak-anak Pendidikan anak usia dini (PAUD) Cahaya Permata Indonesia (CPI) di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Jumat (30/11).  (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Meskipun gratis, anak-anak tetap mendapatkan pendidikan yang layak dan memadai.

Kebutuhan protein para murid hingga fasilitas penunjang belajar juga terjamin. Sehingga tumbuh kembang anak tetap terjaga dengan baik.

"Untuk anak-anak di yang ada di PAUD, bermain adalah belajar. Jadi kita berikan fasilitas yang membuat mereka belajar sambil bermain, seperti karpet ini, ada nama-nama buah, bisa sambil belajar," ucap penyuka musik dangdut itu, sambil menunjuk alas yang ia duduki. 

Tak hanya memberikan pendidikan kepada anak-anak, Millie juga mengajak para ibu untuk berkegiatan. Tidak sekedar duduk-duduk atau mengobrol menanti anak pulang sekolah.

Millie Lukito berbincang dengan orang tua anak-anak PAUD CPI di Rusunawa Marunda, Jakarta (30/11). Biasanya kegiatan dilakukan dua minggu sekali. Seperti kelas memasak, bercocok tanam hingga edukasi mengenai berwirausaha.  (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pelatihan pada para ibu terdiri atas kelas memasak, bercocok tanam, hingga edukasi mengenai berwirausaha.

"Daripada ibu-ibunya enggak ngapa-ngapain ketika anak sekolah. Bisa memasak, membuka warung, kita ajarkan bagaimana manajemen warung, bagaimana cara memasarkannya," papar pemilik Grup Indonesia Tatler tersebut.

 

Saksikan videonya di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Sosok Ibu Jadi Inspirasi

Millie Lukito mengaku, kegiatan sosial yang ia lakukan, khususnya terkait pendidikan untuk anak-anak usia dini juga program untuk kaum perempuan, terinspirasi dari mendiang ibundanya, Maria Lukito.

Sejak kecil, dia melihat sosok sang ibu yang fokus pada kegiatan sosial. Maria Lukito juga mengajarkan pada putrinya untuk selalu berbagi. Untuk selalu berusaha menjadi saluran berkah bagi orang lain. 

Millie Lukito mengatakan, sang ibu berpesan bahwa sebuah kesuksesan bukan dilihat dari banyaknya harta benda. Akan tetapi, kontribusi yang diberikan kepada yang membutuhkan.

"Itu adalah kunci sukses. Ibu saya adalah seorang inspirator bagi saya," kata dia.