Sukses

Sebut Soeharto Guru Korupsi, Basarah Bantah Ikut Singgung Nama Parpol

Basarah menilai, Soeharto jelas terlibat korupsi, kolusi, dan nepotisme selama menjadi penguasa.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengklarifikasi ucapannya soal Soeharto guru korupsi. Pernyataan tersebut bukan bermaksud menyinggung organisasi, atau partai manapun, termasuk Partai Golkar yang identik dengan Soeharto.

"Saya tidak menyebut nama partai kecuali ada reaksi parpol yang menggugat saya. Dan saya pun menyebut posisi Pak Harto sebagai mantan presiden, pejabat publik. Tidak dalam posisi pribadi," kata Basarah saat konferensi pers di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12/2018).

Basarah mengatakan, kritik terhadap presiden adalah wajar dan dilindungi oleh undang-undang. Begitu juga dengan posisinya berbicara sebagai Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf.

"Jadi marilah kita berkontestasi dengan koridor hukum yang sudah disiapkan oleh negara. Semua tidak perlu terjadi aksi dan reaksi yang berlebihan," ucap dia.

Basarah mengeluarkan pendapatnya itu atas pernyataan capres Prabowo Subianto bahwa Indonesia dijangkiti korupsi stadium empat. Pernyataan itu dilontarkan dalam forum internasional di Singapura. Maka itu, Basarah berkomentar tegas terkait isu yang diangkat capres nomor urut 02.

Menurutnya, Soeharto jelas terlibat korupsi, kolusi, dan nepotisme selama menjadi penguasa. Hingga akhirnya diturunkan melalui gerakan reformasi karena KKN yang menjangkit Orde Baru. Sampai keluar TAP MPR Nomor XI Tahun 1998.

"Pak Prabowo pada waktu itu merupakan bagian dari sistem rezim Orde Baru, bahkan beliau diduga juga mendapat keistimewaan sebagai menantu Pak Soeharto," kata Basarah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Siap Dilaporkan

Wakil Ketua MPR itu siap apabila Partai Berkarya, penerus trah Cendana, mempolisikan dirinya. Sebagai mantan aktivis 1998 hal itu tak menjadi kekhawatirannya.

Basarah tetap pada pendiriannya bahwa Soeharto cocok dinobatkan sebagai guru korupsi. Dia mencontohkan, jika mencari lewat Google, nama Soeharto disebut sebagai presiden terkorup.

"Namun, silahkan kita buka kembali berbagai dokumen hukum dan politik serta banyaknya pernyataan serta berbagai opini dari para tokoh dan lembaga-lembaga di dalam negeri dan internasional yang telah membuat pernyataan Pak Harto sebagai Presiden Koruptor," pungkas dia. 

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

 

Saksikan Video Piihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.