Sukses

Polri Belum Pastikan Jumlah Pekerja Proyek Trans Papua yang Selamat

Saat ini petugas di lapangan mengutamakan evakuasi pekerja pembangunan jembatan di Papua yang selamat.

Liputan6.com, Jakarta - Polri belum bisa memastikan jumlah pekerja proyek jembatan yang tewas dibunuh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Saat ini petugas di lapangan mengutamakan evakuasi korban selamat.

"Peristiwa ini memang terjadi, namun Mabes Polri belum memastikan jumlahnya," ujar Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (4/12/2018).

Polri belum bisa memastikan kebenarannya sebelum selesai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Kapolda Papua bersama Pangdam Cenderawasih sedang menuju lokasi kejadian untuk melakukan upaya hukum lebih lanjut. Dia mengatakan, petugas akan mengutamakan evakuasi korban, terutama terhadap pekerja yang selamat.

"Kita belum tahu pasti di sana masih ada yang hidup atau tidak. Tapi yang jelas SOP kami melakukan upaya-upaya penyelamatan korban, evakuasi korban itu yang paling utama," kata Iqbal soal pembunuhan di Papua.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Motif

Polisi juga belum bisa memastikan motif pelaku menghabisi nyawa para pekerja. Jenderal bintang satu itu masih mengesampingkan dugaan pembantaian dipicu salah satu pekerja mengambil foto upacara kelompok separatis memperingati kemerdekaan Papua Barat pada 1 Desember 2018.

"Motif tidak jelas. Ada narasi di media tapi belum tentu dipercaya. Tunggu saja, ketika kami berhasil ke lokasi kami akan melakukan olah TKP, mengumpulkan bukti yang ada, petunjuk yang ada, dan kami akan sampaikan ke publik," ucap Iqbal menandaskan.

Sebelumnya, Wakapolres Jayawijaya Kompol A Tampubolon menyebutkan 31 pekerja Trans Papua yang sedang mengerjakan proyek jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Kabupaten Nduga tewas. Hal itu berawal dari cekcok mulut dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Sabtu, 1 Desember 2018.

"Informasi awal yang kami dapatkan, penyanderaan sekelompok orang KKB dan melakukan aksi teror," jelas Tampubolon di Kantor Polres Jayawijaya, di Wamena, Senin malam, 3 Desember 2018.