Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News, uang suap sebesar Rp 63 juta diberikan terpidana Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan kepada Kalapas Sukamiskin Bandung, Jawa Barat untuk membeli kebebasaannya, meski untuk sementara.
Dengan dalih sakit dan ingin berobat, Wawan lalu mengganti mobil sesampainya di pelataran rumah sakit dan melanjutkan perjalanan menuju Hotel Mercure Bandung. Di sana, adik dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ini menghabiskan waktu dengan seorang wanita.
Belakangan diketahui teman wanita Wawan adalah artis muda. Namun, identitasnya hingga kini masih misteri.
Advertisement
Sementara itu, dalam suasana bincang-bincang santai bersama keluarganya di Kompleks Kebun Raya Bogor, Sabtu kemarin, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjawab perihal putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka untuk terjun ke dunia politik.
Terkait hal ini, Jokowi mengaku dirinya dan Gibran telah mempunyai kesepakatan. Untuk memulai berkarir di dunia politik harus benar-benar dari bawah. Terlebih jika orang tersebut berawal dari pengusaha ke politikus, harus ada transisinya.
Berikut berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Sabtu, 8 Desember 2018.
1. Hubungan Gelap Wawan yang Terungkap di Persidangan
Pada 16 Juli 2018, Tubagus Chaeri Wardhana, terpidana pemberian suap mantan Hakim Konstitusi Akil Mochtar terkait sengketa Pilkada Lebak Banten, keluar dari Lapas Sukamiskin.
Dia memberi uang Kepala Lapas Sukamiskin Bandung, Wahid Husein sebanyak Rp 63 juta untuk membuat skenario jika dirinya dilarikan ke rumah sakit Rosela, Karawang dengan menggunakan ambulans. Meski Wawan ataupun Wahid mengetahui izin tersebut tidak untuk berobat.
Setibanya di rumah sakit, Wawan berpindah mobil menuju rumah sang kakak, Ratu Atut Choisiyah. Dari sana dia melanjutkan perjalanan menuju Hotel Mercure Bandung.
Advertisement
2. Ini Kesepakatan Jokowi dan Gibran Soal Politik
Presiden Joko Widodo atau Jokowi sepakat dengan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, perihal politik. Kesepakatan itu yakni jika ingin berkarier dalam dunia politik maka harus memulainya secara berjenjang dari bawah.
Sebelumnya, putra sulungnya Gibran menyebutkan bahwa memulai karier politik benar-benar harus dari bawah.
Selain itu, juga harus ada masa transisi misalnya jika seseorang yang awalnya adalah pengusaha kemudian beralih ke dunia politik.
3. Tangani KKB, Purnawirawan TNI Minta Jokowi Belajar dari Soeharto
Pembangunan infrastruktur secara besar-besaran dinilai bukan solusi untuk menuntaskan gerakan separatis di Papua. Untuk itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta mencari cara lain.
Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) Kiki Syahnakri mengacakan, Jokowi harus berkaca pada pemerintahan di era Presiden Soeharto saat menangani Timor-Timur.
Artinya, lanjut Kiki, pembangunan fisik tidak otomatis akan membuat masyarakat di wilayah merah itu memihak kepada pemerintah. Adapun yang perlu dilakukan di Papua yakni membangun emosional, menarik hati dan pikiran masyarakat.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement