Liputan6.com, Jakarta Kasus tercecernya Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau e-KTP menjadi kembali menjadi sorotan dan buat heboh. Bagaimana tidak, kartu identitas yang seharusnya menjadi dokumen negara ditemukan di sembarang tempat tanpa diketahui pemiliknya pun yang membuangnya.
Peristiwa terakhir terjadi di Duren Sawit, Jakarta Timur pada Sabtu (8/12/2018). Tumpukkan e-KTP ditemukan terbungkus karung besar dan terikat.
Keceriaan sekelompok bocah kecil yang asyik bermain bola seketika berpindah ke karung misterius tersebut.
Advertisement
Saking penasaran, beberapa anak menyeret karung itu ke tengah lapagan bola. Saat dibuka, mereka terkejut bahwa di dalamnya terdapat tumpukan e-KTP yang ditaksir berjumlah ribuan.
Terkait dengan kasus ini, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, terdapat unsur politis yang melatarbelakanginya . Namun, Tjahjo menegaskan adanya unsur politik itu hanya asumsi awal.
"Kalau saya melihat ada indikasinya, ada unsur (politik) di sana, walau itu E-KTP sudah kedaluwarsa," ujar Tjahjo di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Timur, Senin (10/12/2018).
Meski demikian, temuan ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, peristiwa serupa sempat menghebohkan Banten dan Bogor.
Berikut rangkuman Liputan6.com terkait temuan ceceran e-KTP tersebut:
1. E-KTP Tercecer di Bogor
Kartu Tanda Penduduk Elektronik berdomisili Sumatera Selatan ditemukan tercecer di Jalan Raya Salabenda, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Sabtu 26 Mei 2018 siang . E-KTP itu tercecer karena terjatuh dari dalam kardus yang dibawa truk.
Setelah mendengar kejadian tersebut, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh saat itu langsung memberikan klarifikasi. Menurutnya, e-KTP yang dibawa sopir truk adalah kartu yang sudah tak berlaku dan tengah dalam perjalanan ke gudang Kemendagri di Bogor.
"Jajaran Polsek Kemang dan Polres Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa e-KTP yang tercecer tersebut adalah e-KTP rusak atau invalid dan diangkut dari gudang penyimpanan sementara di Pasar Minggu ke Gudang Kemendagri di Semplak, Bogor," kata Zudan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/5/2018).
Zudan mengatakan, truk tersebut hanya membawa satu dus dan seperempat karung e-KTP yang tak lagi valid untuk dibawa ke gudang penyimpanan. E-KTP yang jatuh juga sudah kembali dikumpulkan kembali oleh sopir truk pembawa kardus e-KTP dengan bantuan para warga.
Advertisement
2. Ribuan E-KTP Tercecer di Serang
Ribuan E-KTP ditemukan di sebuah kebun bambu di Cikande, Kabupaten Serang, Banten pada Selasa, 11 September 2018. Ribuan E-KTP itu dikemas dalam sebuah kardus yang terbungkus karung.
Kepala Disdukcapil Kabupaten Serang, Asep Saepudin Mustafa menjelaskan, usai melakukan pengecekan data, pihaknya langsung melakukan klarifikasi ke pihak Kecamatan Cikande. Menurut pihak Kecamatan Cikande, masih kata dia, E-KTP yang sudah rusak dan tak terpakai itu, dibuang oleh staf kecamatan secara sembarangan.
Asep menegaskan, sejak dirinya memimpin Disdukcapil pada 2015, setiap fisik E-KTP dan KK yang salah cetak dan yang sudah tidak terpakai karena ada pergantian data kependudukan warga, akan dikirim ke kemendagri.
"Namun sejak 2017, Kemendagri tidak menerima karena gudangnya penuh dari pengiriman se-Indonesia. Fisik E-KTP atau KK yang sudah tidak terpakai kemudian disimpan di gudang Disdukcapil dan kantor kecamatan," jelas Asep.
3. Tumpukkan E-KTP di Duren Sawit
Terakhir, Warga di Pondok Kopi, Duret Sawit, Jakarta Timur digegerkan dengan penemuan sebuah karung berisikan E-KTP pada Sabtu (8/12/2018). E-KTP tersebut ditemukan dalam bentuk sudah dicetak dan kelengkapan data identitas penduduk telah jelas tertulis di atas blanko.
Kepala Dinas Dukcapil (Kadisdukcapil) DKI Jakarta, Dhany Sukma angkat bicara. Dia menyatakan, E-KTP yang ditemukan dalam karung besar tersebut dicetak pada 2011, 2012, dan 2013. Cetakan awal waktu perekaman massal.
"Itu memang e-KTP lama," kata Dhany saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (8/12/2018).
Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrullah segera berkoordinasi dengan Bareskrim Polri terkait temuan ini. Zudan memastikan, sistem keamanan data kependudukan tetap aman, termasuk juga data kependudukan tak ada yang bocor.
"Yang perlu saya tegaskan adalah bahwa tidak ada sistem keamanan yang jebol, tidak ada data yang bocor karena yang terjadi KTP elektronik (E-KTP) yang dipalsukan yang tidak terkoneksi dengan data center," kata Zudan, saat konferensi pers di Kantor Divisi Humas Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (10/12/2018) siang.
Reporter: Rifqi Aufal Sutisna
Advertisement