Liputan6.com, Jakarta - Keluarga Oloan Hutapea (63) dan Surta Boru Hutahaean (58) mulai gelisah sejak Selasa, 12 Desember 2018 siang. Pagi yang diawali dengan santai berdagang, berubah jadi tekanan psikis takut kehilangan tempat tinggal.
Kedua orang tua itu kena imbas peristiwa bentrok antara anggota TNI dengan petugas parkir di kawasan pertokoan Arundina, Ciracas, Jakarta Timur, pada Senin, 11 Desember 2018. Anak laki-lakinya nyatanya terlibat.
Senin sore, si anak bernama Iwan pulang ke rumah orangtuanya dan bertemu sang ayah, Oloan. Dia menceritakan keributan yang dialami di tempat parkir. Namun, Iwan mewanti-wanti agar si ibu tidak diberitahu. Alasannya, takut khawatir.
Advertisement
Hari berikutnya, gerombolan pria berambut cepak menggeruduk rumah Oloan dan Surta. Pucat sudah wajah keduanya. Terlebih, tidak hanya sekali kelompok itu datang.
"Kita udah down. Tiga kali datang mereka puluhan, puluhan bolak-balik," tutur Oloan saat berbincang dengan Liputan6.com di depan kediamannya, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (13/12/2018).
Surta tidak kuat menjaga rumah dalam kondisi tersebut. Akhirnya, Oloan mengunci rapat kediamannya dan meminta sang istri mengungsi ke rumah saudaranya. Tinggal si kepala keluarga bersama menantu laki-laki yang menetap.
Masuk malam hari sekitar pukul 22.00 WIB, massa yang lebih banyak datang ke rumah. Mereka mengamuk mencari Iwan, anak Oloan yang terlibat bentrok dengan anggota TNI.
"Dia bilang anggota TNI, tapi enggak pakai seragam," jelas dia.
Massa yang membawa balok dan besi panjang memaksa masuk rumah. Karena takut, Oloan meminta mereka membuka baik-baik dengan menyerahkan kunci kediamannya. Namun, itu dibalas dengan bentakan dan perbuatan anarkis.
Pintu rumah pun didobrak. Ditaksir ada 40 orang dengan 20 di antaranya masuk ke dalam. Semua barang dihancurkan tanpa sisa. Oloan hanya bisa pasrah melihat.
"Anak saya sebenarnya enggak tinggal di sini. Udah berkeluarga sama orang Jawa Sunda itu. Punya anak satu, tapie nggak diurusin. Diurus bibinya," kata Oloan.
Terbayang rumah tersebut akan dirobohkan, fisik Oloan makin lemas. Selain belum makan, dia juga tidak tidur sejak malam sebelumnya lantaran memikirkan ulah si anak yang terlibat bentrok dengan TNI.
Lima belas menit mencekam itu membuat Oloan tidak lagi bisa tidur malam itu. Sang istri, Surta, baru datang Subuh hari dan hampir pingsan melihat hasil perusakan itu.
"Kebayang rumah ini bakal diambrukin. Hilang gairah itu seharian itu. Takut sekali-lah," ucap Oloan.
Surta menambahkan, mereka hanyalah orang kecil. Dengan hilangnya mata pencaharian mereka yang hanya menjaga warung dagangan, hidup mereka kini serba bingung. Masih untung ada tetangga baik yang memberi makan.
"Pengennya ditangkapin-lah. Modal saya habis, modal habis, jualan enggak bisa. Air galon saja yang utuh, gas, sama beras. Rokok saja habis, enggak tahu diambil apa gimana," keluh Surta.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Minta Perhatian Panglima TNI
Dia bahkan meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk turut menyoroti peristiwa tersebut. Jika terbukti anggota TNI yang melakukan, Surta berharap ada bantuan atau ganti rugi terkait pengerusakan itu.
"Minta diganti modalnya. Satu perabotan enggak ada utuh. Semua dihancurin. Masa alat masak nasi, makanan, dihancurin semua. Panglima TNI, kembali lagi-lah saya jualan. TV lemari enggak bisa lagi dipakai. Daging 3 kilo yang buat dijual karena udah dihancurin kulkasnya, busuk sendiri membau," ucapnya.
Lebih jauh, ada harapan kepada pengacara Hotman Paris Hutapea agar bisa mengawal kasusnya.
"Sebelumnya sudah telepon Bang Hotman Paris tapi belum diangkat. Tapi kami pengen Bang Hotman bisa bantu kami. Bapak semarga dengan Bang Hotman. Hutapea," Surta menandaskan.
Kasus tersebut telah dilaporkan ke Polres Jakarta Timur pada Rabu, 13 Desember 2018. Sementara hingga kini Iwan belum juga muncul. Jika keluarga menemukan, mereka siap membawa langsung ke pihak berwajib.
Oloan dan Surta pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kasus itu ke polisi. Termasuk penegakan hukum para pelaku tindak pidana. Jangan sampai hanya anaknya yang diproses hukum, sementara pelaku perusakan rumah tidak dipermasalahkan.
Advertisement