Sukses

Zuhairi Misrawi: Menegakkan Pancasila Sama dengan Perjuangkan Nilai Islam

Zuhairi menilai jika berbicara tentang Pancasila, maka sesungguhnya kita berbicara Islam.

Liputan6.com, Jakarta - Intelektual muda Nahdatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi menyatakan, Islam di Indonesia bisa makin maju karena faktor Pancasila. Menurutnya, kegagalan negara-negara Islam belakangan ini justru karena tidak memiliki ideologi seperti Pancasila sehingga hancur akibat radikalisme dan ekstremisme.

Zuhairi menyampaikan hal itu saat berbicara pada Rapat Konsolidasi DPC PDI Perjuangan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Sabtu 15 Desember 2018.

"Fenomena radikalisme, ekstrimisme bukan hanya fenomena Indonesia. Ini terjadi di Turki, Arab Saudi, Mesir, Yaman, Suriah, Libya. Semua dunia Islam itu sedang hancur berantakan," ujar Zuhairi.

Aktivis asal Madura, Jawa Timur itu menambahkan, upaya kelompok ekstrem dan radikal menghancurkan Indonesia kian terlihat nyata. Indikasinya adalah maraknya penganut radikalisme dan ekstremisme yang getol membuat ujaran untuk menyudutkan Pancasila.

"Dan mereka menyasar Indonesia. Salah satunya adalah menghancurkan rumah Pancasila, yaitu kita, PDI Perjuangan," tegasnya.

Zuhairi yang kini menjadi calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari PDIP untuk daerah pemilihan DKI Jakarta II yang meliputi Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan itu menambahkan, seharusnya tidak ada dikotomi antara Islam dengan Pancasila. Bahkan kader PDIP harus melawan berbagai upaya untuk memisahkan Pancasila dengan Islam.

"Seluruh kader PDIP harus lugas, tegas menjelaskan bahwa jati diri PDIP adalah Pancasila. Kalau kita berbicara Pancasila, maka sesungguhnya kita berbicara Islam. Karena seluruh sila dalam Pancasila adalah nilai-nilai Islam," tuturnya.

Menurut Zuhairi, kader PDIP tak boleh berdiam diri ketika difitnah karena berupaya menegakkan Pancasila. “Karena sesungguhnya kita menegakkan Islam yang rahmatan lil alamin,” ujar dia.

 

2 dari 2 halaman

Alasan Gabung PDIP

Zuhairi juga menceritakan keputusannya bergabung dengan PDIP pada 2006. Kala itu, ada politikus senior PDIP M Taufiq Kiemas yang mengajak Zuhairi mendirikan Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) yang menjadi organisasi sayap partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.

Namun, Zuhairi menanyakan terlebih dahulu tugasnya jika masuk ke PDIP. Saat itulah Zuhairi tersentuh oleh jawaban mendiang Taufiq Kiemas.

“Tugas sampean adalah tugas NU, tugas Bung Karno, tugas umat Islam Indonesia adalah menjaga Pancasila,” kata Zuhairi menirukan jawaban Taufiq.

“Gamal Abdul Nasser (Presiden Mesir) waktu itu sangat terkagum-kagum dengan Pancasila. Hampir saja Mesir menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara. Sayangnya Gamal Abdul Nasser cepat jatuh karena kalah perang dengan Israel. Jika tidak, maka Pancasila akan menjadi ideologi Mesir,” terang Zuhairi yang juga ketua DPP Bamusi.

Oleh karena itu, dia meyakini kegagalan negara-negara Islam karena mereka tidak punya Pancasila. Itulah yang membedakan Indonesia sebagai negeri berpenduduk mayoritas muslim dengan negara-negara Islam.

“Indonesia bisa bertahan, bisa maju karena kita punya Pancasila yang sesuai dengan nilai islam. Maka kita butuh punya bapak bangsa, Bung Karno,” pungkas dia.

 

Saksikan video menarik berikut ini: