Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengirimkan pasukan Garuda Bhayangkara sebagai penjaga perdamaian (peacekeeper) di lima misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mereka akan bertugas di lima daerah konflik antara lain, Sudan (UNAMID), Afrika Tengah (MINUSCA), Haiti (MINUJUSTH), Sudan Selatan (UNMISS) dan Kongo (MONUSCO).
Pasukan yang tergabung dalam dua Formed Police Unit (FPU) dan Police Advisors Indonesia yang melibatkan 40 Polwan tangguh itu akan ditugaskan untuk misi pemeliharaan perdamaian di daerah-daerah konflik sebagaimana diminta PBB.
Baca Juga
"Pasukan ini sudah kita siapkan sesuai kebutuhan daerah misi setelah tim Recce (tim aju) melakukan kunjungan dan memperdalam berbagai informasi tentang Analisa Daerah Operasi," ujar Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen HS Maltha saat memimpin upacara tradisi pembaretan bagi calon peacekeeper di Pusat Latihan Multifungsi Polri, Cikeas, Bogor, Minggu (16/12/2018).
Advertisement
Setelah melakukan analisa daerah, Polri kemudian membuat program yang selaras dengan SOP PBB untuk menengahi pertentangan daerah konflik. Berbagai latihan digelar selama sembilan bulan di Puslat Multifungsi Polri, Cikeas, Bogor.
"Dari sejarah panjang perjalanan Kontingen Garuda Bhayangkara Polri sejak di Namibia 1989 hingga 2017, PBB memberi apresiasi luar biasa terhadap pelayanan internasional dan kinerja maksimal yang selalu Polri persembahkan," tutur Maltha.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
381 Personel
Adapun pasukan yang akan dikirimkan berjumlah total 381 personel terdiri dari 198 personel FPU 11 ke UNAMID (Sudan), 154 personel FPU 1 ke MINUSCA (Afrika Tengah), serta Police Advisor berjumlah 29 personel terdiri dari dua personel ke Haiti (MINUJUSTHS), tujuh personel ke Sudan Selatan (UNMISS), 14 personel ke Kongo (MONUSCO), dan enam personel ke Afrika Tengah (MINUSCA). Dari total keseluruhan, 43 di antaranya merupakan polisi wanita (polwan).
"Memang jumlahnya ada peningkatan jika dibanding tahun sebelumnya. Ini merupakan permintaan oleh PBB, dan kita juga termasuk kontingen paling siap untuk menyiapkan pasukan FPU ini," ungkap Maltha.
Para personel telah dibekali dengan berbagai keahlian yang menunjang tugas mereka di daerah konflik. Termasuk keahlian berbahasa asing, seperti Bahasa Arab, Prancis, dan Inggris. Mereka akan bertugas selama setahun.
Kepala Biro Misi Hubungan Internasional Polri Brigjen Krishna Murti menjelaskan tugas pasukan FPU dan Police Advisor selama berada di daerah misi PBB. Mereka memiliki tugas khusus mengamankan objek vital milik PBB hingga melindungi para pengungsi.
"Tugas mereka mengamankan fasilitas vital milik PBB, mengamankan pelaksanaan tugas Police Advisors, melindungi para pengungsi di IDPs' camp atau kamp-kamp pengungsi, serta mengamankan proses distribusi bantuan kemanusian," ucap mantan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya itu.
Advertisement