Sukses

Ini Alasan Rekonstruksi Pengeroyokan TNI Digelar di Polda Metro Jaya

Sebanyak 20 adegan diperagakan dalam rekonstruksi pengeroyokan anggota TNI yang terjadi di Pertokoan Arundina, Ciracas, Jakarta Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 20 adegan diperagakan dalam rekonstruksi pengeroyokan anggota TNI yang terjadi di Pertokoan Arundina, Ciracas, Jakarta Timur. Namun, rekonstruksi dilakukan di halaman parkir Resmob Polda Metro Jaya.

Kanit I Resmob Polda Metro Jaya Kompol Malvino Sitohang mengatakan, rekonstruksi pengeroyokan TNI sengaja dilakukan di halaman parkir Resmob Polda Metro Jaya demi keamanan para tersangka.

"Kita lakukan rekonstruksi (di Polda Metro) untuk menjaga keamanan para tersangka," kata Malvino kepada Merdeka, Senin (17/12/2018).

Oleh karena itu, lanjut dia, tak ada yang spesial dalam rekonstruksi hari ini.

Rekonstruksi dilakukan di halaman parkir Resmob Polda Metro Jaya karena penyidik tengah mengejar pemberkasan. Penyidik ingin cepat menyelesaikan pemberkasan kasus pengeroyokan TNI tersebut.

"Ini kita lakukan untuk mempercepat pemberkasan semata," ujar Malvino.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pembakaran Polsek Ciracas

Sebelumnya, Kantor Polsek Ciracas, Jakarta Timur, diamuk massa. Massa yang datang pun membakar dan juga menghancurkan kantor polisi tersebut.

Perusakan ini diduga buntut peristiwa pengeroyokan terhadap dua anggota TNI oleh sejumlah juru parkir di kawasan tersebut. Massa yang diperkirakan berjumlah 200 orang itu merangsek masuk Mapolsek Ciracas sebelum melakukan perusakan lantaran menduga penganiayarekannya ditahan di kantor polisi tersebut.

Berdasarkan informasi, ada sembilan unit mobil terbakar dalam peristiwa pada Selasa 11 Desember malam itu. Tujuh tahanan Mapolsek Ciracas turut diungsikan ke Mapolda Metro Jaya setelah insiden pembakaran tersebut

"Tahanan sendiri jumlah tujuh dalam keadaan aman dan sehat saya sudah dipidahkan ke Polda Metro Jaya," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz di Mapolsek Ciracas, Rabu (12/12/2018) dini hari.

 

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka