Sukses

Politikus Berkarya Usulkan Tim Khusus Lindungi Buruh Migran dari Kekerasan

Masih adanya ketidakadilan terhadap buruh migran Indonesia, khususnya perempuan menjadi sorotan Partai Berkarya.

Liputan6.com, Jakarta - Masih adanya ketidakadilan terhadap buruh migran Indonesia, khususnya perempuan, menjadi sorotan Partai Berkarya. Politikus Berkarya yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Pengusaha Berkarya (PBPB) Rahmat menyatakan, perlu ada gugus tugas khusus dari pihak terkait untuk melindungi buruh migran yang ada saat ini. Termasuk, mengantisipasi jatuhnya vonis mati kepada para buruh migran.   

"Banyak buruh migran yang terjerat kasus hukum dan akhirnya divonis mati tanpa adanya dukungan hukum dari pemerintah Indonesia," ujar Rahmat usai peringatan Hari Buruh Migran, Jakarta, Rabu (19/12/2018).

Ketua Umum PB Pengusaha Berkarya Rahmat.

Rahmat menilai upaya pemerintah melindungi warga negara yang bekerja sebagai buruh migran belum komprehensif. Hal ini terlihat dari sejumlah regulasi terkait perlindungan dan jaminan sosial ketenagakerjaan yang belum banyak berpihak ke mereka.

"Buruh migran pahlawan devisa, mereka  mampu menyumbang USD 8 miliar setiap tahunnya. Tapi sayangnya, tidak sebanding dengan perlindungan terhadap diri mereka di luar negeri," ujarnya.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di luar negeri juga hanya sebatas memantau, tapi tidak membantu melindungi penuh hak-hak dan derajat mereka sebagai WNI. Padahal, para buruh migran itu seharusnya berkedudukan sama di mata hukum menurut UUD. 

"Itu sebabnya kita menyarankan, perlu ada organisasi berbentuk gugus tugas khusus untuk melindungi buruh migran," tegasnya.

 

2 dari 2 halaman

Janji Tingkatkan Kemampuan

Sebelumnya, Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) menyebutkan selama ini pekerja migran Indonesia selalu identik dengan profesi pembantu rumah tangga. Padahal, banyak pekerjaan lain di luar negeri yang bisa dijalani oleh para pekerja migran tersebut.

Untuk itu, JK meminta para calon pekerja migran untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan sebelum berangkat ke negara penempatan sehingga dapat memperoleh pendapatan jauh lebih tinggi.

"Yang paling penting siap keterampilan. karena tanpa keterampilan tentu akan sulit bekerja. Dan setiap keterampilan tentu mendapat penghargaan yang berbeda," kata JK di hadapan 6.000 mantan dan calon pekerja migran dalam acara peringatan hari migran, di Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (18/12/2018).

Oleh sebab itu, JK menyatakan pemerintah akan berusaha meningkatkan keterampilan para calon pekerja imigran.

"Pekerja imigran kita masih selalu bekerja di rumah tangga atau menjadi buruh kasar di daerah negeri-negeri yang jauh. Sekarang ini pemerintah merencanakan untuk meningkatkan kualitas pekerja migran kita, bukan hanya rumah tangga atau bekerja di buruh kasar tapi bekerja dengan kemampuan yang lebih baik sehingga mendapatkan  pendapatan yang lebih baik," ujar dia.

Untuk itu, JK menyatakan tidak perlu ragu jika ingin bekerja di luar negeri. Namun, harus terlebih dahulu membekali diri dengan keterampilan mumpuni.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: