Sukses

Aparat Klaim Temukan 3 Jenazah Anggota KKB di Nduga Papua

Ketiga jenazah anggota KKB Papua tersebut ditemukan pada Senin, 17 Desember 2018 sekitar pukul 21.30 WIT.

Liputan6.com, Jakarta - TNI-Polri terus mengejar kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang membantai para pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua. Pada operasi itu, aparat gabungan menemukan tiga jenazah anggota KKB di pegunungan.

"Di dalam pengejaran ternyata aparat gabungan menemukan tiga jenazah. Setelah dievakuasi, diidentifikasi, ternyata mereka anggota KKB yang ikut melakukan penyerangan secara langsung terhadap aparat keamanan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta, Jumat (21/12/2018).

Ketiga jenazah KKB Papua tersebut teridentifikasi sebagai ML yang ditemukan 300 meter di atas lokasi penyerangan, NI ditemukan 400 meter di atas lokasi penyerangan, dan NW yang ditemukan di atas lokasi penyerangan dengan kondisi tubuh terbakar. Mereka diduga tewas setelah kontak senjata dengan aparat.

"SOP dari KKB, apabila anggota mereka ada yang mati karena ditembak, harus dibakar untuk menghilangkan jejak," tutur Dedi.

Ketiga jenazah tersebut ditemukan pada Senin 17 Desember 2018 sekitar pukul 21.30 WIT. Mereka berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Papua di RS Wamena.

Polisi mengklaim, kekuatan KKB yang tersisa saat ini di Kabupaten Nduga hanya sekitar 25 orang. "Mereka ini dari KKB yang diketuai EG (Egianus Kogoya)," ucap Dedi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tak Ada Kompromi

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menegaskan, Indonesia selama ini tidak pernah berkompromi menyelesaikan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Hal ini dikatakan Wiranto terkait pembunuhan yang dilakukan KKB terhadap puluhan pekerja Trans Papua di Kabupaten Nduga, beberapa waktu lalu.

"Kita tidak pernah kompromi sebenarnya dengan kelompok itu. Tidak ada satu keseteraan antara negara yang sah NKRI dengan kelompok-kelompok seperti itu, apa kelompok kriminal atau kelompok yang menentang keberadaan NKRI. Kita enggak pernah menempatkan kita sejajar dengan mereka," jelas Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).

Menurut dia, pemerintah memandang kelompok seperti itu sebagai orang yang tersesat. Wiranto menuturkan pemerintah Indonesia akan menerima dengan tangan terbuka apabila kelompok penentang NKRI itu ingin kembali ke Ibu Pertiwi. Namun, tidak dengan cara negosiasi.

"Sebagai negara yang berdaulat dan demokratis akan menerima kalau mereka insyaf, kita akan terima kalau mereka sadar. Tapi tidak dalam bentuk negosiasi. Tidak ada negosiasi antara pemerintah dengan kelompok seperti itu," tegasnya.

"Jadi, kita masih pakai persuasif tapi tegas, persuasif juga tegas. Kita negara berdaulat, punya angkatan bersenjata yang tugasnya untuk menjaga kemanan nasional," sambung Wiranto.