Liputan6.com, Jakarta - Tsunami yang menerjang pantai di sekitar Selat Sunda, khususnya di Kabupaten Pandenglang dan Serang, Banten serta Lampung Selatan, menyebabkan 20 orang meninggal dunia.
"Dari data sementara hingga pukul 04.30 WIB menunjukkan tsunami menyebabkan 20 orang meninggal dunia, 165 orang terluka, dua orang hilang dan puluhan bangunan rusak," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu (23/12/2018) yang dilansir dari Antara.
Di Kabupaten Pandeglang, tsunami berdampak di Kecamatan Carita, Panimbang dan Sumur hingga menyebabkan 14 orang meninggal dunia, 150 orang luka-luka, 43 rumah rusak berat, sembilan hotel rusak berat dan puluhan kendaraan rusak.
Advertisement
Sementara itu, kawasan terdampak terparah berada di permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita.
Di Kabupaten Lampung Selatan ada tiga orang yang meninggal dunia dan 11 orang yang terluka. Sedangkan di Kabupaten Serang, tsunami mengakibatkan tiga orang meninggal dunia, empat orang luka dan dua orang hilang. Dengan daerah terdampak di Kecamatan Cinangka.
Menurut BMKG jumlah korban kemungkinan akan bertambah mengingat pendataan belum menjangkau semua daerah terdampak.
Tsunami yang menerjang sekitar Selat Sunda terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018, sekitar pukul 21.27 WIB.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Diduga Akibat Erupsi Gunung Anak Krakatau
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga kini masih menyelidiki faktor penyebabnya. Kemungkinan disebabkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama.
BMKG berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk memastikan faktor penyebabnya.
"Penanganan darurat masih terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Bantuan logistik diupayakan disalurkan, sementara jalan raya penghubung Serang-Pandeglang putus akibat tsunami," jelas Ketua BNPB Sutopo.
Advertisement