Liputan6.com, Jakarta - Bupati Pandeglang Irna Narulita mengungkapkan, 23 orang meninggal di wilayahnya akibat tsunami Selat Sunda, Sabtu (23/12/2018) malam. Sementara itu, baru 288 orang yang berhasil dievakuasi.
"Dari 10 kecamatan pesisir, yang terparah Carita, Labuan dan Kecamatan Sumur," ungkap Irna.
Tim dari Badan Penanggulangan Bencana sudah mulai diturunkan. Namun, menurut Irna, mereka masih kesulitan mengakses lokasi.
Advertisement
"Kami akan masuk lagi di jam 9 ke bawah untuk menangani evakuasi korban," ujar Irna.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang akan segera melakukan tanggap darurat tsunami Selat Sunda. Menurut Irna, hingga kini masih terdapat keterbatasan logisitik bagi korban.
Â
43 Orang Meninggal
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut korban tsunami di Selat Sunda terus bertambah. Saat ini, jumlah korban telah mencapai 43 orang.
"Data sementara pagi pukul 07.00 WIB, total dampak tsuami mencapai 43 meninggal dunia," kata Sutopo, Mingggu (23/12/2018).
Dia menambahkan, jumlah korban luka akibat tsunami mencapai 584 orang. Selain itu dua orang dinyatakan hilang.
"430 unit rumah rusak berat. Sembilan hotel rusak, 10 kapal rusak berat, banyak mobil terkena dari dampak tsunami ini," ucap Sutopo.
Dari tiga kabupaten yang terkena tsunami, daerah yang paling parah terkena bencana tsunami ini terletak di Kabupetan Pandeglang. Tepatnya di daerah wisata.
"Sekitar Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Laga, Pantau Lanimbang, dan Pantai Carita," ucap Sutopo.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement