Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Dalam Negeri membuka tiga posko untuk membantu identifikasi korban tsunami Selat Sunda yang menerjang sejumlah wilayah di Banten dan Lampung.
Posko tersebut nantinya juga akan melayani penerbitan dokumen kependudukan bagi warga.Â
"Ada tiga, kemudian besok Lampung nyusul, kemudian saya besok juga akan menyusul ngecek pos-pos minimal tupoksi kami masing-masing," kata Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (26/12/2018).
Advertisement
Dia menjelaskan pihaknya akan meninjau ke lapangan untuk berkoordinasi dengan Polri dan pemerintah daerah setempat untuk mengidentifikasi korban tsunami Selat Sunda.
Identifikasi itu penting untuk menenerbitkan dokumen kependudukan.
Untuk mempermudah keluarga korban yang meninggal dunia, Tjahjo mengatakan setiap korban meninggal dunia yang telah teridentifikasi akan langsung diterbitkan akta kematian oleh Tim dari Direktorat kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil).
"Penerbitan akte kematian bagi korban meninggal yang telah teridentifikasi sebagai wujud kehadiran pemerintah di tengah masyarakat," kata Tjahjo.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tim DVI Polda Banten dan Polres Pandeglang lakukan identifikasi jenazah korban tsunami di Puskesmas Carita.
Imbauan Warga Jauhi Pantai
Sebelumnya Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) meminta masyarakat menghindari pesisir pantai di sekitar Selat Sunda dalam radius 500 meter sampai 1 kilometer.
"Kami meminta agar warga masyarakat tetap waspada dan menghindari lokasi pesisir atau pantai dalam radius 500 meter sampai 1 kilometer," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Gedung BMKG, Selasa, 25 Desember 2018 malam.
Hal tersebut, kata dia, terkait masih adanya potensi interaksi antara kondisi erupsi vulkanik Gunung Anak Krakatau yang mengakibatkan getaran-getaran dan juga potensi cuaca ekstrem.
"Terutama besok pagi (pagi ini) masih juga terjadi dan potensi gelombang laut yang tinggi masih juga terjadi," ucap Dwikorita seperti dilansir dari Antara.Â
Saat ini, ucap dia, BMKG bersama Badan Geologi dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman terus melakukan pemantauan kondisi aktivitas tremor Gunung Anak Krakatau serta kondisi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.Â
Â
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Advertisement