Sukses

Tsunami Selat Sunda: 21 Ribu Jiwa Mengungsi, 159 Orang Hilang

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan, sebagian besar pengungsi karena tsunami Selat Sunda, berada di Kabupaten Pandeglang.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 21.991 orang mengungsi akibat terdampak tsunami Selat Sunda pada Sabtu 22 Desember lalu. Pengungsi itu tersebar di Kabupaten Pasawaran dan Lampung Selatan, Lampung, serta Kabupaten Serang dan Pandeglang, Banten.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan, sebagian besar pengungsi berada di Kabupaten Pandeglang. Ada 17.477 warga terdampak tsunami yang mengungsi di wilayah tersebut.

"4.200 orang mengungsi di Kabupaten Lampung Selatan, 231 orang di Pasawaran, dan 83 orang mengungsi di Serang," Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan dalam siaran tertulisnya, Jakarta, Rabu 26 Desember 2018.

Sementara. 159 orang masih dinyatakan hilang akibat tsunami Selat Sunda yang datang secara senyao itu.

Masa tanggap darurat telah ditetapkan di Lampung Selatan dan Pandeglang. Masa tanggap darurat bencana dimulai sejak 22 Januari 2018 hingga 4 Januari 2019 di Kabupaten Pandeglang. Sedangkan di Kabupaten Lampung Selatan, tanggap darurat berlangsung 23-29 Desember 2018.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Dapat Bertambah

Menurut Sutopo, hasil ini masih berupa data sementara. Jangkauan Tim SAR gabungan masih terus mencari korban hilang yang diduga masih berada di wilayah terisolir seperti di Kecamatan Sumur.

"Ini data sementara kemungkinan besok akan bertambah jumlah korban," jelas dia

Saat ini, Tim SAR gabungan fokus mencari korban tsunami Selat Sunda di Kecamatan Sumur. Kendala saat menjangkau wilayah tersebut masih soal akses. Sutopo menjelaskan, perlu waktu hingga 4 jam kondisi normal menjangkau titik tersebut dari Pandeglang.

"Jadi kalau kondisi saat ini, akan lebih dari itu," tutur dia.

Selain jalur darat, Tim SAR gabungan terus menyasar daerah terisolir lewat akses udara dan laut. Disebutkan Sutopo, helikopter dan kapal patroli dan KRI dikerahkan untuk menyisir wilayah tersebut.